BOLASPORT.COM - Bos Dewa United Esports, Erick Herlangga, meminta Pemerintah segera mengambil jatah tuan rumah ajang The International edisi ke-10 (TI10).
Bagi yang belum tahu, TI10 merupakan ajang terbesar kompetisi Dota 2 di dunia.
T10 di Dota 2 layaknya Piala Dunia di sepak bola, MLBB World Championship di Mobile Legend, atau Free Fire World Series.
Yang luar biasa, TI hingga saat ini masih menjadi ajang Esports dengan total hadiah terbesar di dunia.
Baca Juga: 2 Petarung UFC yang Tidak Bisa Disakiti Khabib Nurmagomedov
Untuk edisi sekarang saja setidaknya hadiah yang akan diperebutkan oleh para peserta total berada di angka Rp600 Miliar.
Apalagi komunitas Dota 2 di Indonesia termasuk yang terbesar di Asia Tenggara.
Sebelumnya TI10 akan diadakan di negara Swedia, tepatnya di Stockholm.
Namun, karena angka COVID-19 meningkat dan Pemerintah Swedia enggan memasukkan Esports masuk pada kategori olahraga, akhirnya Valve selaku perusahaan yang menaungi Dota 2 harus mencari negara lain.
Baca Juga: Anthony Joshua Anggap Deontay Wilder Bukan Golongan Petinju Elite
"Karena gagalnya Menteri Dalam Negeri Swedia untuk mengakui The International Dota 2 sebagai acara olahraga elite, siapapun yang mencoba mendapatkan visa perjalanan ke Swedia untuk TI10 akan ditolak."
"Kami merasa yakin akan memiliki solusi yang memungkinkan untuk mengadakan TI10 di Eropa tahun ini. Kami akan mengumumkan update terbaru dalam waktu dekat."
"Sementara itu kualifikasi TI10 pada tanggal semula yang dijadwalkan mulai tanggal 23 Juni 2021. Pada akhir pekan ini event baru - Nemestice akan tiba," tulis Valve seperti dikutip Bolasport.com dari laman resmi Dota 2, Selasa (22/6/2021).
Baca Juga: Manny Pacquiao Diprediksi Sangat Siap Adu Jotos dengan Errol Spence Jr
Sebelumnya TI10 direncanakan akan berlangsung 10-15 Agustus 2021.
Atas dasar itu, Erick Herlangga meminta Pemerintah mengambil alih ajang TI10.
Menurut Erick Herlangga, dengan begitu maka sport tourism dapat terlaksana.
"Saya sangat berharap Pak Menteri @Sandiagauno @official.asparnas bisa membawa pertandingan final Dota yang memperebutkan hadiah Rp600 miliar ke Bali.
Baca Juga: Xepher dan Whitemon Jadi Orang Indonesia Pertama yang Tampil di Ajang Paling Bergengsi Dota2
"Harus ada yang bernegosiasi dengan pihak Valve dan berharap sport tourism for Bali bisa terjadi," tulisn Erick di akun Instagram pribadi miliknya.
Jika hal tersebut dapat terealisasikan, tentu akan bagus untuk Indonesia.
Apalagi di ajang TI untuk pertama kalinya sejak diadakan terdapat pemain Indonesia di dalamnya.
Baca Juga: Pinta Khabib kepada Guru Tinju Ronaldo: Cari Duit dan Basmi Petinju Abal-abal
Pemain Indonesia yang ikut di ajang tersebut berada di tim yang sama, yakni T1.
Mereka adalah Kenny Deo atau Xepher dan Matthew Filemon atau Whitemon.
Basis untuk tim T1 sendiri berada di Korea Selatan.
Baca Juga: Bisa Menang Lagi, Kepercayaan Diri Marc Marquez Disebut Akan Meningkat
View this post on Instagram
Editor | : | Dwi Widijatmiko |
Sumber | : | Instagram, dota2.com |
Komentar