"Statistik sejak pertengahan 1970-an memperlihatkan tren selisih yang makin mengecil di antara kemenangan kandang dan tandang (61%-19% menjadi 47%-30%)."
"Rata-rata gol yang dicetak di pertandingan kandang dan tandang juga mengalami tren serupa, dari 2,02 gol kandang/0,95 gol tandang menjadi 1,58/1,15."
UEFA juga mempertimbangkan ketidakadilan dari aturan ini jika sebuah pertandingan dua leg harus dilanjutkan ke perpanjangan waktu.
Dengan aturan gol tandang, tim tuan rumah harus mencetak lebih banyak gol apabila lawan bisa menjebol gawang mereka di perpanjangan waktu.
Yang menarik, sepanjang sejarah kompetisi antarklub Eropa, ada banyak juara yang jalan kejayaannya ditentukan lewat aturan gol tandang.
Baca Juga: Jawaban Valentino Rossi untuk Permintaan Balapan di VR46 dari Pangeran Arab Saudi
Di era Liga Champions sejak 1992-1993, ada 3 klub yang mendapatkan manfaat dari aturan gol tandang ketika menjadi juara.
Mereka adalah AC Milan, Barcelona, dan Bayern Muenchen.
Di babak semifinal Liga Champions 2002-2003, AC Milan ditahan Inter Milan 0-0 di leg pertama ketika Setan Merah berstatus tuan rumah.
Editor | : | Dwi Widijatmiko |
Sumber | : | Sky Sports, UEFA |
Komentar