Kini, dia berpikir tentang bagaimana menjadi unggulan daripada bagaimana lolos ke Olimpiade dan bagaimana meningkatkan performa melawan pemain top dunia.
"Saya telah memikirkannya dengan pelatih saya dan anggota staf di sekitar saya. Saya pikir saya memiliki lebih banyak waktu untuk memikirkan hal ini daripada yang saya lakukan di Rio, dan saya lebih fokus pada permainan saya dan turnamen daripada kualifikasi untuk Olimpiade"
Salah satu pengalamannya yang paling signifikan terjadi pada final BWF World Tour Finals 2019.
Saat itu, dia kalah 7-21, 7-21 dari Pusarla Venkata Sindhu (India). Okuhara percaya bahwa hasil mengubah cara dia mendekati permainan.
“Pada saat itu, alih-alih merasa tertekan, saya bertanya-tanya mengapa keadaan menjadi seperti itu, dan pikiran saya menjadi sedikit panik. Sejak saat itu, saya harus memikirkan kembali perasaan dan gaya permainan saya sejak awal.," tutur Okuhara.
"Saya telah kalah pada final terus menerus, tetapi saya juga menduduki peringkat nomor satu dunia. Menanggapi hal ini, orang-orang di sekitar saya dan wartawan bertanya mengapa saya kalah lagi."
"Namun, anggota staf yang dekat dengan saya melihat hasil saya secara positif, mengatakan bahwa rata-rata saya telah meningkat, dan itu banyak membantu saya. Saya pikir itu adalah paruh kedua 2019 yang memberi saya kesempatan mengatasi tantangan memenangkan final saya."
Setelah kalah pada enam final pada 2019, Okuhara akhirnya mampu membalikkan keadaan pada Denmark Open 2020 ketika ia mengalahkan Carolina Marin (Spanyol) untuk perebutan gelar.
Baca Juga: Kontingen Indonesia untuk Olimpiade Tokyo 2020 Dikukuhkan 5 Juli
Editor | : | Delia Mustikasari |
Sumber | : | BWF Badminton |
Komentar