BOLASPORT.COM - Pebulu tangkis tunggal putra, Jonatan Christie akan membela Indonesia pada Olimpiade Tokyo 2020, 23 Juli hingga 8 Agustus mendatang.
Jonatan Christie bersama Anthony Sinisuka Ginting menjadi perwakilan Merah Putih di sektor tunggal putra.
Dalam artikel yang dirilis dalam laman resmi Federasi Bulu Tangkis Dunia (BWF), Jonatan Christie yang menduduki peringkat ketujuh dunia dianggap sebagai kuda hitam pada Olimpiade Tokyo 2020.
Salah satunya dilihat dari pencapaiannya meraih keping medali emas pada Asian Games 2018 yang digelar di Indonesia.
Baca Juga: Update Klasemen Formula 1 (F1) 2021 - Verstappen Jaga Asa Jadi Juara Dunia Musim Ini
Jojo, sapaan akrabnya, mengatakan bahwa saat ini proses persiapan terus menunjukkan hasil yang bagus, terutama dari sisi teknis.
Dari sisi non-teknis, Jonatan merasa masih harus lebih fokus menyiapkannya. Dia berkaca pada turnamen sepak bola Euri 2020 yang sedang bergulir saat ini.
"Persiapan sudah ok, sudah bagus, tinggal balik lagi sih ini multievent, apalagi ajang Olimpiade semuanya bisa terjadi. Jadi tidak ada yang diunggulkan dalam pertandingannya," kata Jonatan dilansir BolaSport.com dari Badminton Indonesia.
"Seperti Piala Eropa yang sedang berlangsung, kita bisa lihat tim yang harusnya di atas kertas bisa menang, tetapi kalah. Hal-hal non-teknis kadang lebih banyak bermain di pertandingan-pertandingan besar termasuk Olimpiade," tutur Jonatan.
"Itu yang saya coba fokuskan sekarang. Hal-hal non-teknis karena kalau teknis sudah lumayan baik seperti pertama dari pikirannya. Bagaimana mengatasi cara masuk lapangannya nanti, itu pasti beda."
Baca Juga: Bukan Hal Mudah Bagi Valentino Rossi untuk Bertahan pada Masa Sulit
"Lalu dari fokusnya dan juga perjuangannya harus ada yang beda dari turnamen-turnamen biasa. Pastinya harus lebih keras dan lebih semangat," ujar Jonatan.
Jojo dan enam wakil Indonesia lainnya yang turun di Olimpiade menyisakan waktu tiga hari untuk memaksimalkan latihan di Tanah Air.
Pasalnya pada Kamis, (8/7/2021), mereka sudah terbang menuju Prefektur Kumamoto, Jepang untuk proses adaptasi dan aklimatisasi selama 10 hari sebelum menjejakkan kaki di Tokyo. Hal ini disambut baik oleh Jojo.
"Kami pergi duluan untuk training camp di Kumamoto. Itu salah satu hal yang menurut saya bagus untuk kami mempersiapkan segala kondisi yang ada di Jepang," ucap Jonatan.
"Kami bisa adaptasi suasana di sana. Sisanya mungkin hampir sama ya latihannya seperti di Jakarta, tinggal menjaga pikirannya saja," kata Jonatan.
Baca Juga: Badminton Inggris Dianggap Lakukan Diskriminasi Usia bagi Peraih Perunggu Olimpiade Rio
Editor | : | Delia Mustikasari |
Sumber | : | Badminton Indonesia.org |
Komentar