Sebagai pebulu tangkis, Jonatan cukup moncer ketika berkompetisi pada turnamen multievent.
Sebagai contoh ketika pemain 23 tahun itu berlaga pada SEA Games 2017 di Kuala Lumpur dan Asian Games 2018 di Jakarta.
Ketika tampil pada dua kejuaraan multievent tersebut, Jonatan sukses menggondol medali emas.
Meski sukses ketika berjibaku pada turnamen multievent, Jonatan tidak mau jemawa dengan pencapaian di masa lalu.
Pasalnya, dia merasa bahwa Olimpiade adalah turnamen yang berbeda ketimbang SEA Games dan Asian Games.
"Multievent itu adalah salah satu pertandingan yang lebih banyak orang tahu daripada pertandingan-pertandingan terbuka biasa," tutur Jonatan.
"Selain itu, kadang multievent terasa lebih merepresentasikan negara. Lebih berasa saja membela Indonesia walau di ajang lain juga saya membawa nama Indonesia."
"Suasana dan atmosfer Olimpiade pasti berbeda dengan Asian Games. Olimpiade ajang yang lebih besar walau memang kalau kita bicara bulu tangkis, kekuatannya masih ada di Asia dan saat itu saya bisa mencapai hasil yang bagus."
"Tetapi, tidak bisa dipungkiri sekarang pemain-pemain Eropa juga sangat bagus. Hal itu menunjukkan persaingan akan ketat di Olimpiade kali ini."
"Saya tidak merasa tertekan, lebih dibawa enjoy saja. Sekarang bagaimana mengatasi pikirannya, bukan tekanan ya. Setiap atlet pasti maunya menang dan hal itu yang saya kontrol, saya pikirkan bagaimana mengatasinya," ucap Jonatan lagi.
Baca Juga: Deontay Wilder Adalah Tukang Pukul Terbesar Sejak Mike Tyson, tetapi..
Editor | : | Dwi Widijatmiko |
Sumber | : | badmintonindonesia.org |
Komentar