BOLASPORT.COM - Mantan pelatih Juventus, Maurizio Sarri, membagikan pengalamannya melatih Cristiano Ronaldo yang diibaratkan seperti perusahaan multinasional.
Maurizio Sarri sempat menjadi pelatih Juventus selama satu musim.
Pada musim 2019-2020, Maurizio Sarri resmi menjabat sebagai pelatih Juventus.
Sarri sukses mempersembahkan gelar Liga Italia kesembilan bagi Juventus pada musim tersebut.
Sejak menggantikan posisi Massimiliano Allegri di Juventus, Sarri hanya bertahan selama satu musim.
Meski mampu mempersembahkan scudetto, Sarri harus menerima kenyataan dirinya didepak dari kursi pelatih pada awal musim 2020-2021 dan posisinya digantikan oleh Andrea Pirlo.
Terlepas dari pemecatannya sebagai allenatore, Sarri memiliki pengalaman tersendiri dalam mengurus pemain I Bianconeri.
Baca Juga: RESMI - Baru Raih Scudetto Bareng Inter Milan, Achraf Hakimi Gabung PSG
Pelatih berusia 62 tahun tersebut rupanya mengalami kesulitan dalam mengatur satu pemain Juventus.
Satu pemain tersebut adalah megabintang asal Portugal, Cristiano Ronaldo.
Bagi Sarri, satu musim di Juventus tidak mudah karena dirinya harus berkompromi dengan Cristiano Ronaldo sebelum memutuskan sesuatu di lapangan.
Meski begitu, Sarri menilai Ronaldo menghadirkan sisi positif bagi timnya.
Baca Juga: Semifinal EURO 2020 - Optimis Lolos Final, Inggris Telah Belajar dari Dua Pengalaman Sebelumnya
"Cristiano Ronaldo ibarat perusahaan multinasional dengan kepentingan pribadi yang harus sejalan dengan kepentingan tim," kata Sarri, dikutip BolaSport.com dari SportItalia.
"Situasi yang sulit untuk diatur dari semua sudut pandang."
"Saya menganggap diri saya sebagai pelatih yang lebih bagus daripada seorang manajer."
"Ada banyak aspek positif yang dihadirkan karena Ronaldo membawa angka di akhir tahun."
Baca Juga: EURO 2020 - Assisten Pelatih Inggris Sebut Harry Kane Lebih Bagus Ketimbang Lampard dan Drogba
"Ketika seseorang mencapai level itu, jelas dia mewakili sesuatu di luar tim, di luar batas normal."
"Dalam beberapa tahun terakhir saya telah mendengar banyak tentang pemain individu dan sedikit tentang tim."
"Dan nilai tim tidak pernah sesuai dengan jumlah nilai individual," ujar Sarri menambahkan.
Tidak mengherankan jika beberapa media Italia memberitakan Sarri tidak memiliki kecocokan dengan peraih lima kali Ballon d'Or tersebut.
Baca Juga: Semifinal EURO 2020 - Italia vs Spanyol, Hati-hati Melabeli Gli Azzurri Favorit
Sarri dianggap sebagai pelatih yang mengedepankan permainan koletivitas tim, sedangkan Ronaldo begitu dominan dan ingin menjadi pusat permainan tim.
Pasca-dipecat Juventus, Sarri tidak perlu lama menganggur.
Pasalnya, menjelang bergulirnya Liga Italia musim 2020-2021, Sarri diangkat sebagai pelatih baru dari Lazio.
Lazio mengikat juru taktik yang sempat menukangi Napoli tersebut hingga Juni 2023.
Sarri menggantikan posisi Simone Inzaghi yang membesut Inter Milan pasca ditinggal Antonio Conte.
Editor | : | Septian Tambunan |
Sumber | : | SportItalia, Marca |
Komentar