BOLASPORT.COM - Sejumlah media asal Italia menuding UEFA membantu The Three Lions lolos ke final EURO 2020 karena berutang budi pada Perdana Menteri (PM) Inggris, Boris Johnson.
Timnas Inggris akan berhadapan dengan timnas Italia di final EURO 2020.
Duel itu akan tersaji di Stadion Wembley, London, Minggu (11/7/2021) waktu setempat atau Senin pukul 02.00 WIB.
Jelang laga tersebut, La Gazetta dello Sport dan sejumlah media Italia mengeklaim ada konspirasi yang dilakukan UEFA agar Inggris lolos ke partai puncak Piala Eropa 2020.
Mereka menuding keberhasilan The Three Lions menekuk timnas Denmark dalam laga semifinal yang berlangsung di Stadion Wembley, Kamis (8/7/2021), merupakan hadiah dari UEFA untuk Boris Johnson yang mendukung penolakan European Super league (ESL).
Beberapa waktu lalu, enam klub elite Inggris: Arsenal, Chelsea, Liverpool, Manchester City, Manchester United, dan Tottenham Hotspur sempat memberontak dengan bergabung ke Liga Super Eropa.
Mereka berencana untuk melepaskan diri dari Liga Champions untuk membentuk kompetisi baru.
Liga tersebut terdiri dari enam anggota permanen Inggris, serta tiga tim dari Spanyol dan Italia untuk membuat kompetisi 12 tim yang akan memasukkan tim kualifikasi tahunan.
Namun, rencana itu mendapatkan penolakan keras dari Boris Johnson dan para pejabat Inggris yang mendukung UEFA.
Akibat hal tersebut, 6 klub Inggris tadi sepakat untuk mundur dari liga tandingan UEFA itu.
"Dalam turnamen EURO 2020 yang diselenggarakan dan diatur untuk Inggris, tidak mengherankan ada penalti yang sangat murah hati untuk meluncurkan tim Gareth Southgate menuju final pertama mereka setelah 55 tahun," tulis La Gazzetta dello Sport, seperti dikutip BolaSport.com dari The Sun.
Baca Juga: Sergio Ramos Salah Alamat saat Datang ke Kandang PSG, Kok Bisa?
"Bagi Inggris ini adalah turnamen kandang, tetapi mereka harus bermain melawan Italia dan mereka khawatir."
"Roberto Mancini harus memperhitungkan dua hal: konsistensi lawan dan angin politik yang berembus."
"Perdana Menteri Inggris Boris Johnson tercatat dalam sejarah sebagai orang yang menyelamatkan sepak bola Eropa."
"Sebuah balasan (dari UEFA) akan logis."
"Kita mungkin berpikir buruk, kita mungkin berdosa, tetapi lebih baik daripada menjadi bodoh," lanjut tulisan dari La Gazzetta dello Sport.
Anggapan konspirasi itu sendiri muncul setelah Inggris mendapatkan penalti pada babak tambahan waktu setelah bermain imbang 1-1 di waktu normal melawan Denmark.
Wasit menghadiahi Inggris penalti karena menilai Raheem Sterling dilanggar Joakim Maehle di dalam kotak terlarang.
Padahal dalam tayangan ulang, sentuhan kaki Sterling dan Maehle sangat sedikit.
Harry Kane, yang maju sebagai algojo penalti, meluncurkan tendangan datar kaki kanan ke sisi kiri gawang Denmark.
Kiper Kasper Schmeichel dengan fantastis menepis bola, tetapi Kane langsung menyambar kembali si kulit bulat lewat sepakan kaki kanan dan gol!
Skor 2-1 untuk kemenangan pasukan Gareth Southgate menutup laga tersebut.
Baca Juga: Cules Siap-siap Gigit Jari, Presiden LaLiga Tegaskan Barcelona Mustahil Kontrak Lionel Messi Lagi
Editor | : | Dwi Widijatmiko |
Sumber | : | La Gazetta dello Sport, The Sun |
Komentar