"Menurut saya, itu pertandingan sangat cerdas untuk Argentina. Mereka menggunakan sistem 4-4-1-1. Argentina memenangkan duel di kedua sisi,” ucapnya dikutip dari Kompas.com.
“Dengan Acuna dan Lo Celso di satu sisi dan Montiel serta Di Maria di sisi lain, Argentina bisa memaksa Brasil untuk menyerang di tengah dan bola selalu berakhir dengan bek tengah Argentina,” imbuhnya.
Baca Juga: Pemain dari Eropa Jadi Bagian Rencana Timnas U-20 Malaysia untuk Kualifikasi Piala Asia U-23 2022
Mantan pelatih fisik Arema FC ini juga menyoroti sejumah pilar Argentina yang tampil luar biasa.
Salah satunya Angel Di Maria, yang mana berhasil mencatatkan diri sebagai sebagai Man of the Match (MotM) pada final Copa America 2021.
Satu-satunya gol Argentina di pertandingan tersebut disarangkan oleh Angel Di Maria pada menit ke-22.
Selain berkat gol semata wayangnya, bintang PSG ini juga berkontribusi banyak sepajang pertandingan.
Baca Juga: Milomir Seslija tidak Puas meski PSM Menang 4-0, Sebut Pemain tidak Bermain sebagai Tim
Hal itulah yang membuat Angel Di Maria pantas menyabut gelar pemain terbaik, Meski tidak bermain penuh karena harus ditarik keluar pada menit ke-79.
“Sosok terbaik pertandingan menurut saya Di Maria, bukan karena golnya saja tapi karena apa yang ia lakukan sepanjang pertandingan,” kata Marcos Gonzales.
Lebih lanjut, Gonzales semakin senang karena Argentina meraih kemenangan di markas Brasil, Stadion Maracena, Rio de Janeiro.
"Sangat penting bagi sepak bola negara saya untuk mengalahkan Brasil di Maracana," tuturnya.
View this post on Instagram
Editor | : | Mochamad Hary Prasetya |
Sumber | : | kompas |
Komentar