Kekalahan Inggris dari Italia pada babak final EURO 2020 semakin menegaskan bahwa The Three Lions terus dihantui kutukan penalti di turnamen antarnegara paling bergengsi di Eropa tersebut.
Menurut catatan Squawka yang dikutip BolaSport.com, Inggris menjadi tim yang paling sering kalah adu penalti dalam sejarah Piala Eropa.
Termasuk duel final Piala Eropa kontra Italia, Inggris tercatat telah kalah adu penalti sebanyak 4 kali (1996, 2004, 2012, dan 2020).
Wajar jika kemudian Inggris mengalami trauma lantaran selalu mengalami kesedihan setelah adu penalti.
Baca Juga: Wejangan Legenda Inggris untuk Gareth Southgate: Lupakan EURO 2020, Fokus ke Piala Dunia 2022
Mantan pemain timnas Jerman, Lottar Matthaeus, menilai bahwa hal tersebut pantas diterima Inggris karena kelakuan tidak menyenangkan para pendukungnya.
Matthaeus menyoroti beberapa tindakan para pendukung Inggris sepanjang EURO 2020, termasuk ramai-ramai mengejek seorang bocah berumur 9 tahun.
40. Meanwhile in the aftermath of England 2-0 Germany, fans begin abusing and laughing at the image of a young German girl crying at her team losing. pic.twitter.com/66144mLZaj
— Josh ✌???? (@jhendy_10) July 12, 2021
Menurut laporan Mirror yang dikutip BolaSport.com, bocah yang memakai jersi Jerman itu menangis saat Der Panzer kalah dari Inggris pada babak 16 besar.
Lottar Matthaeus juga tidak terkesan dengan aksi lainnnya dari para pendukung Inggris seperti mengejek lagu kebangsaan lawan dan mengganggu pemain lawan.
Editor | : | Beri Bagja |
Sumber | : | Goal International |
Komentar