Kejadian serupa menimpa Marcus Rashford dan Jadon Sancho yang juga gagal melaksanakan tugas mereka.
Saka, Rashford, dan Sancho punya kesamaan, yaitu merupakan people of color atau bukan dari golongan mayoritas di Inggris.
Dikutip BolaSport.com dari BBC, Saka mengatakan ia sudah memprediksi kejadian tersebut akan menimpa dirinya.
Baca Juga: Gagal bareng Timnas Inggris, Gareth Southgate Malah Ditunggu Kontrak Jangka Panjang
“Saya sudah tahu jenis kebencian yang akan saya terima. Sebuah kenyataan yang menyedihkan karena platform media sosial tak melakukan upaya cukup menghentikan pesan-pesan semacam itu,” tulis Saka.
“Saya tidak ingin ada anak kecil atau orang dewasa yang menerima pesan semacam yang saya, Marcus, atau Jadon terima sepanjang pekan ini.”
“Sepak bola dan masyarakat tak punya tempat untuk rasialisme,” kata Saka lagi.
Baca Juga: Kualat ke Bocah 9 Tahun, Timnas Inggris Layak Rasakan Kepedihan Kalah Adu Penalti di EURO 2020
“Untuk mayoritas orang yang beramai-ramai mengecam para pengirim pesan, melaporkan ke polisi, dan menghapus kebencian dengan kebaikan, kita akan menang. Cinta kasih akan selalu menang.”
Setelah media sosial Saka, Rashford, dan Sancho diserbu warganet yang tidak bisa menjaga ketikan mereka, beberapa pihak memang langsung bereaksi keras.
Editor | : | Beri Bagja |
Sumber | : | BBC |
Komentar