BOLASPORT.COM - Pebulu tangkis tunggal putri Korea Selatan, An Se-young, menjadi penantang medali pada Olimpiade Tokyo 2020 di usianya yang masih 19 tahun.
Tetapi, An Se-young yang mendapat julukan "bocah ajaib" itu mengatakan bahwa dia merasa terhormat setelah bisa tampil pada Olimpiade. Dia berusaha untuk tidak serakah dengan memikirkan medali.
"Awalnya, memenangkan tiket ke Olimpiade sudah merupakan suatu kehormatan besar. Selama 2020, peringkat dunia saya naik dan karena itu saya mulai melihat ekspektasi yang lebih tinggi dari orang-orang di sekitar saya," kata An Se-young dilansir BolaSPort.com dari Badminton Indonesia.
"Saya sekarang mengincar medali tinggi meskipun ini adalah Olimpiade pertama saya. Tetapi, saya tahu tidak baik menjadi serakah. Jadi, saya hanya harus memberikan yang terbaik pada setiap pertandingan," ucap An.
Baca Juga: Cal Crutchlow Gantikan Franco Morbidelli pada 3 Seri Balap MotoGP 2021
Tunggal putri peringkat kedelapan dunia itu memiliki kebangkitan paling spektakuler dari pemain tunggal mana pun. Semula, An berada di peringkat mendekati 100 pada awal 2019. Dia melenggang ke ranking 10 besar dunia pada akhir 2019.
"Ketika kami memulai pertandingan kualifikasi Olimpiade, saya berada di peringkat ke-99 dunia. Saya hanya benar-benar berharap bisa mencapai Olimpiade karena saya tahu peluang saya tipis," ucap An.
"Dengan usia saya yang masih muda dan peringkat rendah saat itu, saya selalu bersaing dengan pemain dengan peringkat lebih tinggi. Pada setiap turnamen yang saya ikuti, saya hanya ingin belajar sebanyak mungkin," aku An.
"Ketika periode kualifikasi dimulai, saya memenangkan New Zealand Open. Setelah itu, saya mengalahkan Tai Tzu Ying yang menduduki peringkat pertama dunia pada Piala Sudirman meskipun peringkat dunia saya jauh lebih rendah.
"Saya pikir periode itu adalah titik balik bagi saya. Saya menjaga momentum untuk membawa peringkat saya ke level yang lebih tinggi," ujar An.
An lalu mencapai semifinal dari tiga turnamen Leg Asia di Thailand dengan menorehkan kemenangan atas para pemain seperti Ratchanok Intanon (Thailand), Carolina Marin (Spanyol), dan Michelle Li (Kanada).
Baca Juga: Lorenzo Nilai Kehadiran Quartararo di Yamaha Berdampak Psikologis bagi Vinales
Namun, An Se-young keras pada dirinya sendiri dan menyesali kesempatannya yang hilang untuk minimal mencapai satu final.
"Karena Covid-19, banyak turnamen dibatalkan. Jadi, saya mempersiapkan banyak hal untuk Leg Asia. Saya berharap akan mencapai setidaknya satu final dari tiga turnamen, tetapi saya bahkan tidak bisa mendapatkan kesempatan untuk naik podium pada salah satu turnamen."
"Sebenarnya, saya kecewa dengan diri saya sendiri dan saya masih merasa menyesal dengan penampilan saya. Tiga turnamen di Thailand ini merupakan turnamen terakhir sebelum Olimpiade," kata An.
"Meskipun pemain China dan Jepang tidak berpartasipasi, saya masih berhasil bermain melawan pemain berperingkat tinggi dunia lainnya. Itu benar-benar pengalaman yang bermanfaat," ucap An/
An Seyoung telah menempuh perjalanan jauh, tetapi dia sadar bahwa masih ada jarak yang jauh yang harus dia lewati.
"Saya akan menggambarkan diri saya sebagai tidak lengkap. Perjalanan saya masih panjang dan harus bersaing dengan lebih banyak pemain. Saya harus belajar bagaimana mengendalikan emosi saya dengan lebih baik dalam hal menang dan kalah," tutur An.
"Saya tahu ada momen baik dan buruk dalam karier saya dan saya harus bekerja lebih keras untuk membuat diri saya lebih lengkap."
Baca Juga: Jelang Olimpiade Tokyo 2020 - Punya Kans ke 16 Besar, Anthony Ginting Tak Mau Berpikir Terlalu Jauh
Editor | : | Delia Mustikasari |
Sumber | : | BWF Badminton |
Komentar