Lebih lanjut, sosok calon Duta Besar Republik Indonesia untuk Amerika Serikat itu menjelaskan bahwa atlet-atlet Indonesia menempati satu lantai di Kawasan Desa Atlet, tepatnya di Lantai 16 Tower 5.
Tim Indonesia juga membuka posko di Desa Atlet dengan tim dokter kontingen yang siaga 24 jam.
"Semua atlet dalam kondisi sehat dan kami di sini juga diuji saliva setiap hari sebagai langkah mitigasi yang dilakukan TOCOG (panitia penyelenggara)," ujar Rosan.
"Sudah ada beberapa atlet kita juga yang latihan, yakni panahan dan angkat besi. Sisanya masih menunggu jadwal. Meskipun statusnya karantina tiga hari, yang perlu diingat ini sistem bubble sehingga TOCOG mengizinkan atlet kita berlatih saat lapangan latihan kosong," tutur dia menjelaskan.
Di luar dari hal itu, Rosan juga mengatakan bahwa TOCOG menerapkan protokol kesehatan yang ketat kepada seluruh kontingen pada Olimpiade Tokyo 2020.
Salah satunya ialah menyediakan tempat khusus di dining hall untuk kontingen yang masuk Grup I dan Grup II.
"Kami disediakan ruangan khusus di lantai dua dining hall, tetapi itu selama tiga hari awal saja," ujar Rosan.
"Meja juga dipisahkan satu-satu dengan shield. Saat ingin mengambil makanan juga disediakan gloves (sarung tangan). Jadi, TOCOG memang benar-benar memastikan protokol kesehatan berjalan dengan baik," kata Rosan lagi.
Baca Juga: Promotor Tepis Isu Duel Trilogi Fury Vs Wilder Ditunda karena Tak Laku
Editor | : | Diya Farida Purnawangsuni |
Sumber | : | Badminton Indonesia |
Komentar