Baca Juga: Olimpiade Tokyo 2020 - Tim Panahan Putra Indonesia Lolos ke 16 Besar
Lebih lanjut, Wiku menyampaikan, kasus positif yang turun dan kesembuhan yang meningkat harus diikuti dengan kematian yang turun pula. Selain itu, zonasi risiko tingkat kabupaten atau kota saat ini menunjukkan perkembangan ke arah yang kurang baik.
Saat ini kab atau kota dengan zona risiko tinggi menjadi yang terbanyak sepanjang pandemi, yaitu 180 kabupaten/kota. Zonasi ini didominasi kabupaten/kota dari provinsi Jawa Timur sebanyak 33 kabupaten/kota, Jawa Tengah 29 kabupaten/kota, dan Jawa Barat 21 kabupaten/kota.
“Untuk itu perlu dipastikan sebelum dilakukan pembukaan bertahap, kita wajib bergotong royong dalam meningkatkan testing, dan menurunkan angka kematian,” kata Wiku.
Dia menambahkan, perkembangan yang sudah relatif membaik seperti kasus positif, kasus aktif, dan BOR harian yang menunjukkan penurunan, serta kesembuhan yang meningkat harus terus dipertahankan. Dengan begitu, zonasi risiko wilayah-wilayah yang saat ini berada di zona merah dapat segera membaik dan berpindah ke zona oranye dan zona kuning.
Evaluasi PPKM Darurat
Selanjutnya, pada 7 provinsi Jawa - Bali yang melaksanakan PPKM Darurat, perkembangan selama 7 hari terakhir masih menunjukkan fluktuasi. Kesiapan daerah dalam pembukaan bertahap, yang perlu dilihat adalah perkembangan kasus positif, kesembuhan dan kematian, serta BOR.
Baca Juga: Demi Kemajuan Sepak Bola Indonesia, PSSI Jalin Kerja Sama Bareng Polri
Selain itu, Wiku menyampaikan, jumlah desa/kelurahan yang tidak patuh protokol kesehatan dan cakupan posko di wilayah tersebut yang melaporkan kinerja juga perlu dijadikan pertimbangan. Kasus positif selama 7 hari terakhir sudah menunjukkan tren penurunan pada hampir seluruh provinsi ini kecuali Bali.
“Bali masih mengalami kenaikan kasus positif hingga 3 hari terakhir. Sama halnya dengan kasus sembuh, 5 dari 7 provinsi ini menunjukkan adanya tren peningkatan, kecuali DKI Jakarta dan DIY,” katanya.
Editor | : | Sheila Respati |
Komentar