BOLASPORT.COM – Dalam tujuh hari terakhir angka kasus positif Covid-19 mengalami penurunan. Pada Kamis, (15/7/2021) kasus positif Covid-19 sebesar 56.757. Jumlah tersebut kemudian menyusut pada Rabu, (21/7/2021) menjadi 33.772 atau turun sebesar 40 persen.
Juru bicara Satgas Penanganan Covid-19, Prof. Wiku Adisasmito mengatakan, Jika dilihat pada persen kasus aktif, terlihat mulai mengalami penurunan selama 3 hari terakhir.
“Termasuk persentase Bed Occupancy Ratio (BOR) atau keterisian tempat tidur harian di tingkat nasional juga konsisten mengalami penurunan selama tujuh hari terakhir, dari 76,26 persen menjadi 72,82 persen. Adanya perkembangan yang baik ini patut disyukuri,” ujar Wiku dalam keterangan tertulis yang diterima Bolasport.com, Jumat (23/7).
Wiku juga berterima kasih kepada seluruh tenaga kesehatan yang tidak kenal lelah merawat pasien, juga kepada seluruh pemerintah daerah yang telah bergerak cepat dalam membantu pelaporan pasien serta kontak erat Covid-19.
Baca Juga: Terhalang Utang Klub Lama, Jose Mourinho Terancam Gagal Rekrut Bek Anyar
Namun, Wiku menilai, ada beberapa hal yang perlu menjadi perbaikan bersama. Yakni, Peningkatan testing, sebab Jumlah orang diperiksa menurun selama empat hari terakhir perlu untuk segera dikejar agar meningkat Kembali.
Karena itu, Wiku menekankan, semakin tinggi testing semakin banyak kasus yang dapat terdeteksi dan ditangani sejak dini.
Mengatasi meningkatnya kasus kematian
Menurut Wiku, hal lainnya yang perlu menjadi fokus adalah kematian. Angka kematian yang cenderung mengalami peningkatan selama tujuh hari terakhir ini patut dijadikan refleksi bersama. Terutama dalam 6 hari berturut-turut angka kematian mencapai lebih dari 1000 kasus setiap harinya.
“Ini tidak bisa ditoleransi lagi karena ini bukan sekadar angka, di dalamnya ada keluarga, kerabat, kolega, dan orang-orang tercinta yang pergi meninggalkan kita,” tegas Wiku.
Baca Juga: Olimpiade Tokyo 2020 - Tim Panahan Putra Indonesia Lolos ke 16 Besar
Lebih lanjut, Wiku menyampaikan, kasus positif yang turun dan kesembuhan yang meningkat harus diikuti dengan kematian yang turun pula. Selain itu, zonasi risiko tingkat kabupaten atau kota saat ini menunjukkan perkembangan ke arah yang kurang baik.
Saat ini kab atau kota dengan zona risiko tinggi menjadi yang terbanyak sepanjang pandemi, yaitu 180 kabupaten/kota. Zonasi ini didominasi kabupaten/kota dari provinsi Jawa Timur sebanyak 33 kabupaten/kota, Jawa Tengah 29 kabupaten/kota, dan Jawa Barat 21 kabupaten/kota.
“Untuk itu perlu dipastikan sebelum dilakukan pembukaan bertahap, kita wajib bergotong royong dalam meningkatkan testing, dan menurunkan angka kematian,” kata Wiku.
Dia menambahkan, perkembangan yang sudah relatif membaik seperti kasus positif, kasus aktif, dan BOR harian yang menunjukkan penurunan, serta kesembuhan yang meningkat harus terus dipertahankan. Dengan begitu, zonasi risiko wilayah-wilayah yang saat ini berada di zona merah dapat segera membaik dan berpindah ke zona oranye dan zona kuning.
Evaluasi PPKM Darurat
Selanjutnya, pada 7 provinsi Jawa - Bali yang melaksanakan PPKM Darurat, perkembangan selama 7 hari terakhir masih menunjukkan fluktuasi. Kesiapan daerah dalam pembukaan bertahap, yang perlu dilihat adalah perkembangan kasus positif, kesembuhan dan kematian, serta BOR.
Baca Juga: Demi Kemajuan Sepak Bola Indonesia, PSSI Jalin Kerja Sama Bareng Polri
Selain itu, Wiku menyampaikan, jumlah desa/kelurahan yang tidak patuh protokol kesehatan dan cakupan posko di wilayah tersebut yang melaporkan kinerja juga perlu dijadikan pertimbangan. Kasus positif selama 7 hari terakhir sudah menunjukkan tren penurunan pada hampir seluruh provinsi ini kecuali Bali.
“Bali masih mengalami kenaikan kasus positif hingga 3 hari terakhir. Sama halnya dengan kasus sembuh, 5 dari 7 provinsi ini menunjukkan adanya tren peningkatan, kecuali DKI Jakarta dan DIY,” katanya.
Wiku menyebut, kedua provinsi tersebut masih menunjukkan adanya penurunan kesembuhan. Hal yang masih menjadi tantangan adalah kematian. Kematian pada hampir seluruh provinsi masih menunjukkan tren peningkatan, kecuali DKI Jakarta.
DKI Jakarta per kemarin menunjukkan penurunan yang signifikan, dari 268 menjadi 95 kematian dalam sehari. Jika dilihat dari BOR, seluruh provinsi telah menunjukkan penurunan, kecuali Bali.
“Bali, sama seperti kasus positifnya, BOR nya masih perlu menjadi perhatian untuk segera diperbaiki. BOR di Bali masih menunjukkan peningkatan selama 7 hari terakhir,” kata Wiku.
Mengoptimalisasi posko Covid-19
Kepatuhan protokol kesehatan (prokes) serta cakupan kinerja posko menjadi modal penting dalam kesiapan daerah menghadapi pembukaan bertahap Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat.
Baca Juga: Demi Kemajuan Sepak Bola Indonesia, PSSI Jalin Kerja Sama Bareng Polri
“Angka kesembuhan dapat ditingkatkan dan secara bersamaan menurunkan angka kematian dengan cara sedini mungkin pasien Covid-19 ditangani dan meningkatkan pelayanan di rumah sakit,” kata Wiku.
Penelusuran kontak juga penting agar kasus dapat segera terdeteksi dan mendapatkan penanganan. Penurunan kasus positif, BOR, serta jumlah desa/kel yang tidak patuh prokes dapat diupayakan dengan meningkatkan pengawasan dan tindak tegas pada pelanggaran prokes hingga tingkat desa/kelurahan.
penularan di tengah masyarakat dapat dikendalikan dan kasus dapat ditekan. Pelaporan kinerja posko dapat ditingkatkan dengan memastikan pembentukan posko di tiap desa atau kelurahan, dan fungsi-fungsinya dilaksanakan dengan baik oleh seluruh unsur yang terlibat.
Menurutnya, pelaporan kinerja posko penting untuk melihat apakah pengendalian Covid-19 hingga tingkat RT atau RW sudah diimplementasikan dengan baik atau masih butuh perbaikan.
Baca Juga: Vaksinasi hingga PTM Terbatas Jadi Solusi Lindungi Anak di Masa Pandemi
Apabila seluruh indikator tersebut dapat segera diperbaiki, bukan tidak mungkin masing-masing wilayah nantinya dapat siap melakukan pembukaan kembali secara bertahap tanpa berdampak pada kenaikan kasus yang signifikan.
“Tentunya ini menjadi tanggung jawab seluruh unsur daerah, yaitu pemerintah daerah dan seluruh lapisan masyarakatnya untuk memastikan kesiapan daerahnya menghadapi pembukaan bertahap nantinya,” katanya.
Editor | : | Sheila Respati |
Komentar