BOLASPORT.COM - Georginio Wijnaldum menjadi pahlawan Liverpool pada semifinal Liga Champions 2018-2019 berkat keputusan mengabaikan instruksi pelatih Juergen Klopp.
Georginio Wijnaldum baru saja meninggalkan Liverpool setelah masa baktinya berakhir pada 30 Juni 2021.
Kini Georginio Wijnaldum melanjutkan kariernya bersama klub raksasa Liga Prancis, Paris Saint-Germain.
Selama 5 tahun memperkuat Liverpool, Wijnaldum berhasil meraih empat gelar termasuk trofi Liga Champions 2018-2019.
Baca Juga: Juergen Klopp Akui Sulit Cari Pengganti Georginio Wijnaldum di Liverpool
Pada Liga Champions 2018-2019, gelandang berusia 30 tahun ini bahkan menjelma jadi sosok pahlawan bagi Liverpool setelah mencetak dua gol pada babak semifinal.
Menurut Wijnaldum, keberhasilannya pada pertandingan semifinal melawan Barcelona itu tak lepas dari keputusannya untuk mengabaikan instruksi sang pelatih, Juergen Klopp.
Pada Liga Champions 2018-2019, Liverpool berhasil keluar sebagai juara setelah mengalahkan Tottenham Hotspur dengan skor 2-0.
Kesuksesan Liverpool itu tak mungkin terwujud tanpa aksi heroik Wijnaldum pada leg kedua semifinal melawan Barcelona.
Pada pertandingan itu, Wijnaldum menyumbangkan dua gol untuk melengkapi satu lesakan Divock Origi saat laga baru berjalan 7 menit.
Tak hanya membuat Liverpool memimpin 3-0, Wijnaldum juga sukses membuat timnya memiliki harapan lebih besar untuk melaju ke final karena menjadikan skor agregat 3-3.
Setelah dua gol Wijnaldum, Origi kembali mencetak gol pada menit ke-79 sekaligus memastikan kemenangan Liverpool.
Baca Juga: Liverpool Minati Gelandang Olimpiade 2020, Pencarian Pengganti Wijnaldum Berakhir?
Kini, setelah lewat dua tahun dari pertandingan tersebut, Wijnaldum pun mengungkapkan bahwa dirinya berhasil mencetak gol setelah mengabaikan perintah Klopp.
Wijnaldum, yang dimasukkan pada babak kedua, mengaku marah kepada sang pelatih karena tidak menjadi starter.
Akibatnya, dia sengaja mengabaikan instruksi taktis yang telah diberikan kepadanya sebelum masuk dari bangku cadangan.
Winjaldum disarankan untuk memainkan peran lini tengah yang cukup defensif, tetapi dia memilih untuk maju dan menyerang.
Keputusannya itu mengubah permainan dan membantu The Reds meraih trofi Si Kuping Besar.
"Klopp berbicara kepada saya (selama babak pertama) tetapi saya sangat marah (karena tidak diturunkan) sehingga tidak mendengarkannya," kata Wijnaldum, dikutip BolaSport.com dari The Guardian.
"Satu-satunya saat saya mendengarkannya adalah ketika latihan pagi dan dia berkata: 'Gini, kamu harus siap karena saya membutuhkanmu ketika masuk'."
Baca Juga: Ditendang Barcelona, Antoine Griezmann Cuma Ingin Balikan dengan Mantan
"Ketika saya masuk, Pep Lijnders (asisten pelatih Liverpool) mengatakan kepada saya bahwa ketika kami membangun serangan, saya harus membentuk formasi tiga bek untuk mengalirkan bola ke bek sayap yang posisinya lebih maju."
"Di kepala saya berpikir: 'Tidak, tidak, tidak. Saya tidak akan melakukan itu. Saya hanya mencoba bermain di depan, mencoba mencetak gol'."
"Saya sangat marah sehingga ingin melakukan apa yang saya inginkan. Pada akhirnya, keputusan itu membantu tim," ujarnya mengakhiri.
Editor | : | Dwi Widijatmiko |
Sumber | : | The Guardian |
Komentar