Namun, atlet kelahiran Lampung itu kehilangan peluang karena hanya mampu melakukan satu angkatan sukses pada snatch dan clean and jerk.
Angkatan snatch pertama Eko dengan beban 137 berlangsung sukses. Namun, angkatan kedua dan ketiga dengan beban 141kg tidak dapat dituntaskan Eko.
Di sisi lain, Li yang gagal dengan angkatan pertamanya yaitu 137kg sukses melakukan angkatan kedua dan ketiga dengan beban masing-masing 137kg dan 141kg.
Angkatan clean and jerk menjadi kesempatan Eko Yuli Irawan untuk mengejar mengingat statusnya sebagai pemilik rekor dunia angkatan clean and jerk di kelasnya.
Eko Yuli Irawan kembali membuka penampilan dengan bagus ketika angkatan pertamanya dengan beban 165kg berhasil.
Namun, Li mengancam dengan angkatan pertama sukses 166kg dan menargetkan angkatan kedua dengan beban 172kg.
Eko Yuli yang awalnya menargetkan beban 172kg pada angkatan kedua menargetkan targetnya menjadi 177kg, lebih berat 3kg dari rekor yang dicetaknya pada 2019.
"Pada angkatan Snatch, saya sudah selisih 4kg dengan Li Fabin. Keputusan itu harus saya ambil untuk membuka peluang meraih emas," tuturnya.
Baca Juga: Olimpiade Tokyo 2020 - Praveen/Melati Resmi Lolos Fase Penyisihan Grup
Editor | : | Ardhianto Wahyu Indraputra |
Sumber | : | NOC Indonesia |
Komentar