BOLASPORT.COM - Juara Liga Inggris, Manchester City, terancam kembali dilingkupi skandal pelanggaran Financial Fair Play (FFP). Sosok hacker asal Portugal pun siap membantu menyingkap kenyataan.
Setahun silam pada Februari 2020, Manchester City dijatuhi hukuman berupa skors dari ajang tingkat Eropa dan denda 30 juta euro.
Hukuman itu diberikan karena The Sky Blues melakukan pelanggaran berat terhadap aturan Financial Fair Play.
Man City bersalah karena terbukti "menggelembungkan pemasukan sponsor di dalam neraca keuangan mereka dan informasi titik impas yang diserahkan ke UEFA antara 2012 dan 2016" oleh Badan Kontrol Keuangan Klub UEFA (CFCB).
Manajemen klub langsung mengajukan banding ke Pengadilan Arbitrase Olahraga atau Court of Arbitration for Sport (CAS).
Alhasil, pada Juni 2020, CAS memutuskan menarik skors Manchester City dan menggantinya dengan denda sebesar 10 juta euro.
Manchester City bisa bernapas lega dan melanjutkan kiprah di panggung tertinggi sepak bola Inggris dan Eropa.
Namun, mereka terindikasi belum lepas dari bayang-bayang pelanggaran FFP.
Baca Juga: Menurut Jamie O'Hara Trio, Lini Serang Tiga Tim Liga Inggris Masih Lebih Baik dari Milik Man United
Berita dari Marca yang BolaSport.com kutip mengklaim bahwa sponsor utama klub, Etihad, menyalurkan dana untuk Man City lewat salah satu anak perusahaan mereka.
Dengan demikian, dalam data tagihan (invoice) Etihad, mereka hanya perlu membayar 4 juta pounds (Rp 79 miliar) pada musim 2010/2011.
Padahal, jumlah total dana sponsor yang dilepaskan adalah 12 juta pound atau Rp 238 miliar.
Baca Juga: Sebelum Kelewat Tua, Karim Benzema Tergoda Dilatih Pep Guardiola
Sisa dana tidak muncul dalam tagihan Etihad karena disalurkan lewat perusahaan lain.
Cara tersebut dilakukan agar pihak Etihad dan Manchester City tidak dianggap melakukan pelanggaran aturan FFP.
Fakta baru ini pun kembali membuka kasus Manchester City dan pelanggaran FFP.
Baca Juga: Menurut Mantan Pemain Chelsea Fans Tottenham Tidak Boleh Iri Jika Harry Kane Angkat Kaki,
Sosok hacker atau peretas asal Portugal, Rui Pinto, menawarkan diri untuk turun tangan.
Pinto adalah peretas sekaligus pelapor pelanggaran (whistleblower) yang pada September lalu menyerahkan sejumlah barang bukti kasus korupsi di negaranya.
Kasus yang ia tangani saat itu tidak ada hubungannya dengan Manchester City.
Ia lalu membantu koran Jerman, Der Spiegel, menyediakan data yang mendukung klaim soal pelanggaran yang dilakukan Manchester CIty.
Pinto kini tengah menjalani program perlindungan saksi mata di negaranya, tetapi terindikasi siap mencari barang bukti untuk mendukung kasus yang menimpa Manchester City terbuka.
“Rui tetap berkomitmen berkolaborasi dengan otoritas nasional dan internasional membantu mengungkap praktek ilegal dalam sepak bola dan menciptakan transparansi dalam olahraga ini,” kata pengacara Pinto, Francisco dan Luisa Teixeira da Mota.
Hingga berita ini dibuat, belum ada tanggapan dari pihak Manchester City.
Editor | : | Bagas Reza Murti |
Sumber | : | Manchester Evening News, Givemesport.com |
Komentar