"Ini hasil yang cukup baik dari kacamata saya pribadi karena lebih baik dari waktu saat Olympic trial di Jakarta,” tutur Fadlan.
Perenang asal Jawa Barat ini juga mengungkapkan soal situasi yang terjadi hingga akhirnya disalip Marcelo Acosta (El Savador) dan Wiffen.
Menurut dia, tubuh kedua perenang yang finis di depannya memiliki postur yang lebih unggul sehingga memmbuatnya tidak bisa menggunakan teknik menghemat tenaga.
“Saya punya kelemahan di tubuh bagian bawah yang lebih berat. Jadi kalau saya memaksakan diri hanya main tangan, otomatis posisi badan saya jadi turun," ujar Fadlan.
Baca Juga: Hasil Bulu Tangkis Olimpiade Tokyo 2020 - Langkah Ahsan/Hendra Terhenti pada Semifinal
"Jadi strategi saya adalah terus menggerakkan kaki supaya pantat saya terangkat karena posisi terbaik perenang adalah sejajar dengan air."
"Saya juga sudah sejak lama berenang dengan cara seperti itu dan berjalan buat saya. Jadi itu yang saya lakukan,” ujarnya.
Fadlan lalu melanjutkan meski gagal dia ingin menjadikan hasil ini sebagai evaluasi demi kompetisi yang akan datang.
Dengan adanya peningkatakan, dia ingin bisa turun di Olimpiade lagi dengan kekuatan maksimal.
"Setelah ini yang paling dekat adalah PON, yang akan jadi tolok ukur menuju SEA Games dan Asian Games 2022," ucap Fadlan.
"Pada 2023 ada SEA Games lagi dan tahun 2024 Olimpiade Paris. Targetnya ingin berlanjut terus. Semoga saya bisa ikut lagi di Olimpiade, karena waktu tiga tahun tidak akan terasa,” sambung Fadlan.
Baca Juga: Olimpiade Tokyo 2020 - Kerja Keras Jadi Kunci Wang/Huang Sabet Medali Emas
Editor | : | Delia Mustikasari |
Sumber | : | NOC Indonesia |
Komentar