"Dari masuk ke lapangan, saya bilang kepada Apriyani, 'harus menang dua gim'. Atmosfer ini harus kami dapatkan," kata Greysia, dikutip dari NOC Indonesia.
"Sebenarnya, strategi gim pertama berjalan dan kami juga diuntungkan karena menang angin, tetapi lawan tidak mau menyerah."
"Namun, setelah poin 11-11, kami mengubah strategi, bermain pola lebih pendek dan memancing mereka supaya kami punya kesempatan menyerang," tutur Greysia lagi.
Secara personal, pencapaian Greysia Polii pada Olimpiade Tokyo 2020 menjadi bukti bahwa perjuangannya bangkit dari berbagai masalah dan keterpurukan tidak sia-sia.
Sejarah mencatat, Greysia pernah punya memori kelam dalam pesta olahraga dunia empat tahunan ini.
Pada Olimpiade London 2012, Greysia yang baru berusia 24 tahun mendapat diskualifikasi karena dianggap melakukan tindakan non-sportif dalam pertandingan.
Greysia dan partnernya saat itu, Meiliana Jauhari, dinilai tidak serius dalam menjalani pertandingan demi menghindari pertemuan dengan lawan tertentu.
Baca Juga: Hasil Bulu Tangkis Olimpiade Tokyo 2020 - Via Rubber Game, Anthony Pijak Semifinal
Editor | : | Diya Farida Purnawangsuni |
Sumber | : | BWF Badminton, NOC Indonesia |
Komentar