BOLASPORT.COM - Kepala Pelatih Timnas Bulu Tangkis Thailand, Rexy Mainaky, turut menanggapi kiprah Marcus Fernaldi Gideon/Kevin Sanjaya Sukamuljo pada Olimpiade Tokyo 2020.
Hasil minor dialami Marcus Fernaldi Gideon/Kevin Sanjaya Sukamuljo ketika bertanding pada Olimpiade Tokyo 2020.
Turun sebagai unggulan pertama pada nomor ganda putra, Marcus Fernaldi Gideon/Kevin Sanjaya Sukamuljo belum bisa menghadirkan hasil yang diharapkan.
Pasangan berjuluk The Minions itu tidak dapat menunjukkan penampilan terbaik mereka selama turnamen multievent empat tahunan tersebut.
Baca Juga: Update Klasemen Medali Olimpiade Tokyo 2020 - China Teratas, Indonesia Ke-53
Marcus/Kevin awalnya mampu menunjukkan kelasnya sebagai unggulan pertama pada babak penyisihan grup A.
Mereka berhasil menyapu bersih kemenangan saat menghadapi Ben Lane/Sean Vendy (Inggris) dan Satwiksairaj Rankireddy/Chirag Shetty (India).
Namun, Marcus/Kevin merasakan kekalahan pertama mereka saat berhadapan dengan pasangan Chinese Taipei, Lee Yang/Wang Chi-Lin.
Sebelumnya tak pernah kalah dalam tiga pertemuan, Marcus/Kevin tak bisa mengadang pasangan yang sedang on-fire itu. Mereka takluk via rubber game 18-21, 21-15, 17-21.
Baca Juga: Olimpiade Tokyo 2020 - Vidya Rafika Petik Pelajaran Penting Usai Gagal Lolos Kualifikasi
Malang bagi Marcus/Kevin, mereka kembali tampil di bawah level performa mereka pada perempat final Olimpiade Tokyo 2020.
Dijagokan menang karena bertemu dengan pasangan Malaysia, Aaron Chia/Soh Wooi Yik, pasangan berjuluk Minions itu justru kembali tumbng.
Marcus/Kevin tidak mampu keluar dari tekanan lawan hingga akhirnya tumbang dalam dua gim langsung 14-21, 17-21.
Kekalahan ini pun mengejutkan. Sebab, Marcus/Kevin memiliki rekor sempurna dalam tujuh pertemuan dengan wakil Negeri Jiran itu.
Baca Juga: Olimpiade Tokyo 2020 - Chia/Soh dari Tertinggal hingga Gagalkan Ahsan/Hendra Rebut Perunggu
Hasil tersebut membuat Marcus/Kevin pulang tanpa membawa medali apapun dari Olimpiade Tokyo 2020.
Berbicara mengenai petaka Marcus/Kevin di Olimpiade Tokyo 2020, Rexy Mainaky menyorot masalah mental sebagai penyebab.
Dikutip BolaSport.com dari Kompas.com, Rexy Mainaky berpendapat bahwa kedua pasangan Indonesia itu tidak mampu mengatasi tekanan selama pertandingan.
Baca Juga: Olimpiade Tokyo 2020 - Vidya Rafika Petik Pelajaran Penting Usai Gagal Lolos Kualifikasi
"Keduanya tidak bisa keluar dari tekanan, jadi itu yang membuat mereka tak bisa mengeluarkan permainan terbaik mereka," ujar Rexy Mainaky.
"Yang membuat mereka lebih tertekan waktu takluk dari pemain Taiwan di mana pertemuan sebelumnya Marcus dan Kevin selalu menang."
"Pada 8 besar, bertemu Malaysia, lawan yang juga dikalahkan mereka dalam 7 pertandingan sebelumnya."
"Saya rasa itu faktor utama mereka tidak bisa menunjukkan permainan terbaik karena dua-duanya benar-benar merasa tertekan."
Baca Juga: Rekap Bulu Tangkis Olimpiade Tokyo 2020 - Greysia/Apriyani ke Final, Taiwan Raih Emas Ganda Putra
"Kalau ada satu saja yang bisa mengatasi (tekanan), saya rasa mereka mungkin bisa juara. Dalam keadaan tertekan saja, mereka bisa bermain rubber game (melawan Taiwan)."
"Kekalahan dari Taiwan berdampak saat melawan Malaysia di 8 besar. Istilahnya tekanan lebih besar di perempat final karena sudah babak knock out.
"Marcus dan Kevin tidak bisa defence, main net pun tidak bisa. Jadi benar-benar tidak tahu mau main seperti apa," ucapnya menambahkan.
Rexy Mainaky pernah merasakan situasi serupa sebelumnya.
Baca Juga: Olimpiade Tokyo 2020 - Gagal Tembus Semifinal, Zohri Akui Belum Tampil Maksimal
Semasa berpasangan dengan Ricky Subagja, Rexy Mainaky menanggung beban sebagai unggulan pertama saat tampil pada Olimpiade Atlanta 1996.
Hanya saja, kala itu Rexy dan Ricky mampu mengatasi tekanan hingga akhirnya meyabet gelar medali emas.
Alhasil, Rexy menilai Marcus/Kevin tak perlu mengubah gaya permainan. Faktor mental dan kesiapan dinilai Rexy lebih krusial.
"Sekarang, siapa yang bisa mengatasi tekanan, siapa yang saat bertanding bisa mengeluarkan permainan terbaik mereka. Itu saja," katanya.
"Contohnya seperti saya dan Ricky Subagja ketika Olimpiade Atlanta kami statusnya nomor 1 dan tidak pernah kalah. Semua orang mengharapkan kami juara."
"Yang dipersiapkan Christian Hadinata (pelatih Rexy dan Ricky) bukan hanya fokus di teknis, tetapi juga non-teknis seperti psikologisnya. Saya rasa itu yang paling penting."
Baca Juga: Starting Grid F1 GP Hongaria 2021 - Mercedes Kangkangi Red Bull, Ferrari Melempem
Editor | : | Ardhianto Wahyu Indraputra |
Sumber | : | KOMPAS.com |
Komentar