Greysia/Apriyani mengaku ingin lebih berkonsentrasi dengan persiapan diri, terutama dalam menjaga spirit pertandingan. Soal strategi menghadapi lawan, dikatakan Greysia, secara tipe permainan keduanya sudah saling mengetahui karena sering bertemu.
"Kami ingin terus menjaga pikiran seperti datang awal ke Tokyo. Kami ingin menikmati pertandingan agar bisa menunjang performa di lapangan. Kami tak mau berpikir lawan seperti apa, begini atau begitu," kata Greysia dilansir BolaSport.com dari Badminton Indonesia.
"Persiapan yang harus kami lakukan adalah menjaga ketenangan agar dapat mengontrol permainan serta mempersiapkan diri untuk recovery," ucap Greysia.
Bagi Greysia/Apriyani, laga pada final Olimpiade Tokyo 2020 akan menjadi pertemuan ke-10.
Sebelumnya, Greysia/Apriyani tercatat tertinggal 3-6 dalam rekor pertemuan dari Chen/Jia.
Pelatih ganda putri Indonesia, Eng Hian meminta masyarakat Indonesia bisa meredam ekspetasi berlebihan kepada anak-anak latihnya.
Menurutnya, biarkan Greysia/Apriyani dengan caranya sendiri di babak final.
"Sebenarnya masalah non-teknis saat pemain tidak bisa mengontrol ekspetasi. Olimpiade ini banyak unggulan tumbang karena bermain berbeda dengan standar akibat beban berat. Mohon pemberitaan jangan terlalu berlebihan. Mohon doanya saja," kata Didi, sapaan karib Eng Hian.
Eng Hian mengakui bahwa Greysia/Apriyani tertinggal secara head-to-head dari Chen/Jia.
Baca Juga: Olimpiade Tokyo 2020 - Chia/Soh dari Tertinggal hingga Gagalkan Ahsan/Hendra Rebut Perunggu
Editor | : | Delia Mustikasari |
Sumber | : | tournamentsoftware.com, NOC Indonesia |
Komentar