Baca berita tanpa iklan. Gabung Bolasport.com+

Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

Olimpiade Tokyo 2020 - Kisah Lifter Indonesia Nurul Akmal Ungguli Atlet Transgender

By Ardhianto Wahyu Indraputra - Selasa, 3 Agustus 2021 | 11:14 WIB
Ketika lifter putri Indonesia, Nurul Akmal, berhasil mengangkat beban dengan sempurna pada Olimpiade Tokyo 2020 di Tokyo International Forum, Senin (2/8/2021).
DOK. NOC INDONESIA
Ketika lifter putri Indonesia, Nurul Akmal, berhasil mengangkat beban dengan sempurna pada Olimpiade Tokyo 2020 di Tokyo International Forum, Senin (2/8/2021).

BOLASPORT.COM - Ada kisah menarik di balik keberhasilan lifter Indonesia, Nurul Akmal, menembus peringkat lima besar nomor +87kg putri Olimpiade Tokyo 2020.

Penampilan Nurul Akmal menjadi penutup perjuangan atlet Indonesia pada Olimpiade Tokyo 2020.

Nurul Akmal turun pada lomba angkat besi +87kg putri yang berlangsung di Tokyo International Forum, Jepang, Senin (2/8/2021) malam waktu setempat.

Peringkat kelima menjadi hasil yang diraih oleh atlet kelahiran Banda Aceh tersebut.

Baca Juga: Update Klasemen Medali Olimpiade Tokyo 2020 - Indonesia Naik ke Peringkat Ke-35

Lifter yang akrab disapa Amel tersebut mencatatkan total angkatan 256kg dengan rincian 115kg snatch dan 141kg clean and jerk.

Amel sebenarnya mengawali penampilannya dengan baik setelah melakukan tiga angkatan sukses pada sesi snatch dengan beban awal 107kg.

Sayangnya, atlet berusia 28 tahun tersebut hanya dapat melakukan satu angkatan sukses pada sesi clean and jerk.

Sukses pada angkatan pertama dengan beban 141kg, Amel tak dapat menyelesaikan target beban keduanya yaitu 151kg.

Baca Juga: Olimpiade Tokyo 2020 - Bertengger di Peringkat ke-5, Nurul Akmal Tidak Puas

Amel tak dapat menambah total angkatannya setelah percobaan ketiga dengan target 154kg juga berakhir dengan kegagalan.

Meski mensyukuri kesempatan berlomba di Olimpiade Tokyo 2020, Amel tidak menampik bahwa dia tidak sepenuhnya merasa puas.

"Kalau dibilang puas, saya tidak puas," kata Amel, dilansir dari NOC Indonesia.

"Tapi karena ini penampilan perdana saya di Olimpiade dan Olimpiade ini berlangsung dalam kondisi pandemi, Alhamdulillah bisa menempati peringkat lima."

Baca Juga: Berapa Harga Medali Emas Olimpiade Greysia/Apriyani? Bisa Borong 5 Motor Matic

Pencapaian Amel menembus peringkat 5 besar terbilang unik karena dia mengungguli atlet transgender, Laurel Hubbard, dari Selandia Baru.

Partisipasi Hubbard menjadi sorotan sebab dia terlahir sebagai laki-laki tulen tetapi mengubah jenis kelaminnya menjadi perempuan di usia 35 tahun pada 2013.

Kontroversi kerap dihadapi Hubbard karena karier sebagai lifter sudah dilakoninya sejak masih menjadi laki-laki dan bahkan pernah mencetak rekor nasional.

Dikutip dari BBC, level testosterone, hormon yang meningkatkan massa otot, Hubbard memang disesuaikan dengan perempuan sesuai aturan Komite Olimpiade Internasional.

Baca Juga: NOC Indonesia Ingin Lebih Banyak Atlet yang Lolos Olimpiade Berikutnya

Namun, laki-laki yang melewati masa pubertas secara biologis akan diuntungkan dengan pertumbuhan tulang dan kepadatan otot yang lebih besar.

Hubbard sendiri menggunakan masa hiatus panjang dari angkat besi sebagai alasan dirinya tidak akan mendapat keuntungan karena jenis kelamin aslinya.

Hubbard sempat keluar dari kompetisi pada 2002, di usia 23 tahun, dan baru melakoni comeback pada 2017 alias 16 tahun berselang.

Runner-up Kejuaraan Dunia 2017 itu akhirnya mendapat lampu hijau untuk tampil di Olimpiade dengan total angkatan terbaik keempat dalam daftar kontestan lomba.

Baca Juga: Gagal di Tokyo, Lalu Muhammad Zohri Diproyeksikan ke Olimpiade Paris 2024

Malang bagi Hubbard, perjuangannya terhenti lebih awal setelah gagal melakukan satu pun angkatan sukses pada sesi snatch.

Hubbard tak dapat menuntaskan target beban 120kg, 5kg lebih berat dari angkatan snatch Amel, yang dipasangnya.

Usaha Hubbard menaikkan target menjadi 125kg pada angkatan kedua dan ketiga pun tidak membuahkan hasil.

Hubbard sejatinya mampu mengangkat barbel pada salah satu percobaan tetapi 2 dari 3 juri menyatakan angkatannya tidak berhasil.

Seperti diketahui, atlet dinyatakan keluar dari lomba jika gagal menorehkan angkatan sukses pada salah satu sesi.

Hubbard pun menempati peringkat terbawah pada hasil akhir lomba angkat besi kelas +87kg putri Olimpiade Tokyo 2020.

Baca Juga: Hujan Bonus Mengguyur Greysia/Apriyani usai Raih Emas Olimpiade Tokyo 2020, Mulai Sapi Hingga Rumah

Nikmati berita olahraga pilihan dan menarik langsung di ponselmu hanya dengan klik channel WhatsApp ini: https://whatsapp.com/channel/0029Vae5rhNElagvAjL1t92P

Editor : Ardhianto Wahyu Indraputra
Sumber : bbc.com, NOC Indonesia
Berikan Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE

YANG LAINNYA

SELANJUTNYA INDEX BERITA

Klasemen

Klub
D
P
1
Liverpool
25
60
2
Arsenal
25
53
3
Nottm Forest
25
47
4
Man City
25
44
5
Bournemouth
25
43
6
Chelsea
25
43
7
Newcastle
25
41
8
Fulham
25
39
9
Aston Villa
25
38
10
Brighton
25
37
Klub
D
P
1
Persib
23
50
2
Persebaya
23
41
3
Dewa United
23
40
4
Persija Jakarta
23
40
5
Bali United
22
37
6
Borneo
23
35
7
Persita
23
35
8
PSM
23
33
9
Persik
23
33
10
Arema
22
32
Klub
D
P
1
Real Madrid
24
51
2
Atlético Madrid
24
50
3
Barcelona
23
48
4
Athletic Club
24
45
5
Villarreal
24
41
6
Rayo Vallecano
23
35
7
Mallorca
24
34
8
Real Betis
24
32
9
Osasuna
24
32
10
Girona
24
31
Klub
D
P
1
Napoli
25
56
2
Inter
25
54
3
Atalanta
25
51
4
Juventus
25
46
5
Lazio
25
46
6
Fiorentina
25
42
7
Milan
24
41
8
Bologna
24
41
9
Roma
25
37
10
Udinese
25
33
Pos
Pembalap
Poin
1
J. Martin
508
2
F. Bagnaia
498
3
M. Marquez
392
4
E. Bastianini
386
5
B. Binder
217
6
P. Acosta
215
7
M. Viñales
190
8
A. Marquez
173
9
F. Morbidelli
173
10
F. Di Giannantonio
165
Close Ads X