BOLASPORT.COM - Petarung kelas berat UFC, Ciryl Gane, sudah mempunyai siasat untuk terhindar dari amukan monster KO, Derrick Lewis, pada UFC 265.
Saat berbicara dengan BolaSport.com, Ciryl Gane mengaku pernah bekerja sebagai pegawai di toko mebel sebelum beralih profesi menjadi petarung MMA.
"Saya bekerja di toko furniture ketika teman-teman menyarankan saya menekuni MMA," kata Gane.
"Ketika mulai, saya tidak tahu apa-apa soal olahraga ini. Saya hanya melihat cuplikan pertarungan di YouTube. Itulah sebabnya saya tidak memiliki idola," ucap dia lagi.
Baca Juga: Mohon Sabar, Kembalinya Marc Marquez Versi Alien di MotoGP Butuh Waktu
Setelah beralih profesi sebagai atlet MMA, Gane menjadi salah satu petarung unggulan di kelas berat UFC.
Petarung asal Prancis itu kini merangkak naik ke jajaran petarung elite di kelas berat.
Dia akan menghadapi tantangan besar dari Derrick Lewis pada UFC 265 yang berlangsung di Toyota Center, Houston, Texas, Amerika Serikat, Sabtu (7/8/2021) atau Minggu pagi WIB.
Pemenang laga tersebut akan memperoleh sabuk interim kelas berat UFC sebagai syarat menghadapi pemilik gelar tulen, Francis Ngannou.
Baca Juga: MotoGP Styria 2021 - Valentino Rossi Tak Yakin, Tanda Bakal Raih Hasil Buruk?
Cyril Gane memahami bahwa kekuatan pukulan Derrick Lewis sangat dashyat, sehingga wajar dijuluki monster KO.
Lewis adalah pemilik 12 kemenangan knockout (KO), terbanyak di kelas berat saat ini.
Gane tidak secara khusus melatih kekuatan leher supaya bisa menahan pukulan dashyat Lewis.
Namun, dia berusaha untuk melatih teknik pertahanan pukulan lawannya.
"Ya, semuanya mungkin terjadi. Namun, saya tidak secara khusus melatih kekuatan leher saya supaya lebih tahan pukul," kata Gane.
"Kami hanya melatih teknik pertahanan supaya mencegah pukulan Derrick masuk," ucap dia menjelaskan.
Baca Juga: MotoGP Styria 2021 - Marc Marquez Khawatir Balapan Tidak Akan Mudah
Cyril Gane mengincar Francis Ngannou sebagai lawan berikutnya andai memenangkan duel melawan Derrick Lewis.
Menurut petarung 31 tahun itu, menghadapi Ngannou akan menjadi duel menarik mengingat latar belakang mereka masing-masing.
"Jika saya menang pada pertarungan itu (kontra Lewis), saya pikir Francis Ngannou berikutnya dan pertarungan itu akan terjadi," tutur Gane.
"Itu akan terasa gila buat saya. Begitu besar artinya untuk negara saya, pelatih, sasana saya."
"Kami (Gane dan Ngannou) 'lahir' dari sasana yang sama, MMA Factory. Dua jagoan kelas berat dari MMA Factory bertarung dalam unifikasi sabuk juara, itu akan gila," kata dia lagi.
Baca Juga: Khabib Nurmagomedov Cuma Punya 1 Kata buat Aksi Conor McGregor Ejek Alharhum Ayahnya
Cyril Gane kemudian membicarakan mengenai kehidupan pribadi di luar MMA.
Sosok berjuluk Bon Gamin itu mengaku adalah penggemar klub sepak bola yang berkompetisi di Ligue 1, Paris Saint-Germain (PSG).
"Paris Saint-Germain. Waktu saya masih main sepak bola, ada klub yang dekat dengan kota kelahiran saya, FC Nantes. Itulah klub yang ada di hati saya dulu. Namun, sekarang saya mendukung PSG," tutur Gane.
Sebagai penggemar PSG, Gane berharap tim kesayangannya tersebut bisa tampil gemilang pada musim kompetisi 2021/2022.
"Ya, sekarang mereka memiliki tim yang sangat bagus. Mudah-mudahan mereka bisa tampil baik sepanjang musim mendatang," kata Gane.
Lebih lanjut, Gane mengatakan bahwa dia ingin menjadi ikon di Prancis dan jejak hidupnya bisa menginspirasi orang-orang di negaranya.
"Ya, saya ingin menjadi sebuah ikon di Prancis. Juara UFC pertama dari Prancis. Saya ingin menginspirasi orang-orang di Prancis," ucap Gane menegaskan.
Baca Juga: Konsisten Sumbang Medali Olimpiade, Menpora Berusaha Populerkan Angkat Besi
Editor | : | Diya Farida Purnawangsuni |
Sumber | : | BolaSport.com |
Komentar