BOLASPORT.COM - Pembalap Petronas Yamaha SRT, Franco Morbidelli, masih absen dalam empat seri balap MotoGP 2021 lagi karena harus memulihkan diri setelah menjalani operasi lutut.
Namun, Franco Morbidelli hadir dalam saluran YouTube dan berbicara kehidupannya yang mayoritas didekasikan untuk motor, tentang guru dan temannya Valentino Rossi, dan adrenalin saat balapan akhir pekan.
Karier yang dimulai sejak kecil selangkah demi selangkah hingga berusia 26 tahun membawanya untuk memantapkan dirinya sebagai juara dunia Moto2 dan runner-up di kelas utama.
Baca Juga: Usai Taklukkan Marcus/Kevin, Ganda Putra Malaysia Bidik Wakil Taiwan
"Saya pikir adalah mungkin untuk meraih gelar juara dunia, mengambil posisi kedua tahun lalu, dan semua kesuksesan dalam olahraga ini," kata Morbidelli dilansir BolaSport.com dari Tuttomotoriweb.
"Tetapi, sangat sulit untuk turun dari motor karena itu sudah menjadi milik saya sejak aku lahir," ujar Morbidelli.
Morbidelli memulai kiprahnya di dunia motor dengan minibike. Dia lalu pindah ke Tavullia, Italia untuk mengejar karier profesional bersama Valentino Rossi yang juga membuat dia dewasa sebagai pribadi.
"Saya orang yang beruntung, olahraga telah memberi saya hampir semua hal. Jadi, saya sangat bersyukur untuk olahraga yang saya tekuni," ujar Morbidelli.
"Dia memberi saya gaya hidup, pendidikan makanan, dan pendidikan secara umum untuk berhubungan dengan orang-orang yang membantu saya dan orang-orang yang bekerja dengan saya."
Pembalap berusia 26 tahun itu merasa belum memikirkan masa depan meskipun dia sudah memiliki sejumlah pelajaran selama kariernya.
"Saya tidak pernah membayangkan masa depan. Saya berharap menjadi pembalap motor, bukan pemenang dengan banyak piala. Saya selalu berharap untuk mendapatkan bagian saya dari rasa hormat," tutur Morbidelli.
Baca Juga: Resmi! Asosiasi Bulu Tangkis Korea Protes Lawan Greysia/Apriyani pada Final Olimpiade Tokyo ke BWF
"Saya selalu berusaha meningkatkan apa yang saya lakukan di trek, sesuatu yang saya pelajari dari Vale," aku Morbidelli
Morbidelli juga tidak akan pernah melupakan adrenalin yang ditawarkan selama balapan Grand Prix (GP).
"Perasaan yang saya miliki pada Minggu pagi sebelum balapan sama seperti dulu dan itulah mengapa kami masih seperti anak-anak karena membawa Anda kembali ke masa-masa itu," kata Morbidelli.
"Sebelum balapan adalah perasaan yang indah dan mengerikan pada saat yang sama, seperti ketika saya berusia tujuh tahun."
"Anda membutuhkan campuran keduanya. Anda harus memilih kapan harus menggunakan ketidaksadaran atau naluri seorang anak atau tahu kapan harus menjadi dewasa dan profesional," ucap Morbidelli.
Baca Juga: Khabib Nurmagomedov Sebut Alasan Conor McGregor Jadi Cupu di UFC Di Depan Mike Tyson
Editor | : | Delia Mustikasari |
Sumber | : | tuttomotoriweb.it |
Komentar