Baca Juga: Hikmah Pandemi COVID-19 bagi Bek Sayap Madura United
Selain itu, ia juga menyampaikan pentingnya memberi jeda dalam mengonsumsi informasi terkait Covid-19. Ia menyarankan, konsumsi informasi pada saat-saat tertentu dan jangan lupa untuk mengalokasikan waktu untuk diri sendiri.
“Selain itu tetap pertahankan sosialisasi dengan orang lain. Pembatatasan kegiatan sosial tidak berarti komunikasi terputus. Bersosialisasi tetap dapat dilakukan tanpa tatap muka langsung. Misalnya dengan memanfaatkan teknologi, yakni melalui panggilan telepon atau menggunakan aplikasi untuk berkomunikasi dengan orang lain,” katanya.
Co-Founder Menjadi Manusia Rhaka Ghanisatria, yang juga turut menjadi narasumber dalam dialog tersebut, setuju dengan dr Erickson. Menurutnya, berkomunikasi dan berbagi cerita dapat mengurangi beban emosi.
Ia membuktikan hal itu dari pengalamannya menggawangi platform berbagi cerita Menjadi Manusia.
“Berbagi punya konteks yang luas. Ketika berbagi cerita, kita melepaskan beban yang kita punya dan bisa menjadi coping mechanism. Tidak ada yang tahu, ternyata cerita kita juga bisa menjadi inspirasi buat orang lain dan menyelamatkan mereka. Orang lain yang membaca cerita tersebut akan merasa terhubung, merasa dikuatkan karena sadar bahwa dia tidak sendirian,” ujarnya.
Baca Juga: Liga 1 2021 Segera bergulir, Kiper Bali United: Kami Sudah Siap
Pada kesempatan tersebut, Rhaka juga menyampaikan upaya berbagi yang dilakukan untuk kembali menggerakkan masyarakat di tengah pandemi Covid-19. Rhaka dan kawan-kawannya menggalang donasi bagi UMKM melalui Digital Bergerak. Ia juga tengah membuat konsep percontohan sentrarehabilitasi kesehatan mental.
Ketua Bidang Perubahan Perilaku Satgas Covid-19 Sonny Harry B Harmadi turut memberikan pendapat terkait dampak pandemi terhadap kesehatan mental
“Tadinya masyarakat dapat bersosialisasi dengan bebas. Kini, masyarakat tidak bisa melakukan hal tersebut. Kondisi itu dampaknya besar untuk kehidupan sosial masyarakat,” katanya.
Editor | : | Sheila Respati |
Komentar