BOLASPORT.COM - Presiden Paris Saint-Germain, Nasser Al-Khelaifi, menjawab pertanyaan soal pelanggaran aturan keuangan (Financial Fair Play) karena merekrut Lionel Messi.
Paris Saint-Germain resmi merekrut Lionel Messi secara gratis pada bursa transfer musim panas 2021.
PSG telah mengumumkan kedatangan Lionel Messi pada Selasa (10/8/2021) waktu setempat melalui laman resmi Les Parisiens.
Klub raksasa Liga Prancis ini mengikat Lionel Messi dengan kontrak berdurasi dua tahun hingga Juni 2023.
Baca Juga: Tak Lagi Perkuat Barcelona, Lionel Messi akan Tetap 'Ada' di Camp Nou Setiap Menit ke-10
Namun, keberhasilan PSG mendapatkan tanda tangan Messi ini menimbulkan pertanyaan soal pelanggaran aturan keuangan atau Financial Fair Play (FFP).
Pasalnya, PSG diyakini akan mengeluarkan dana cukup besar untuk menggaji Messi.
Presiden PSG, Nasser Al-Khelaifi, pun menjawab soal pertanyaan tersebut dalam konferensi pers perdana Messi, Rabu (11/8/2021).
Belum ada laporan resmi soal gaji Messi di PSG, tetapi media-media di Eropa memberikan taksiran upah yang akan diterima sang megabintang.
Messi diperkirakan bakal menerima gaji senilai 35 juta euro (sekitar Rp 590,2 miliar) per musim.
Sebelum mendatangkan Messi, PSG sudah lebih dulu jor-joran merekrut pemain anyar pada bursa transfer musim panas 2021.
PSG sudah memboyong Sergio Ramos, Georginio Wijnaldum, Gianluigi Donnarumma, dan Achraf Hakimi.
Baca Juga: Mau Lionel Messi ke PSG atau Tidak, Masa Depan Cristiano Ronaldo Tak Terpengaruh
Para pemain itu jelas akan menambah beban gaji PSG yang sebelumnya sudah mempunyai Kylian Mbappe, Neymar, dan Angel Di Maria.
Menurut laporan Daily Mail yang dikutip BolaSport.com, PSG menjadi klub olahraga dengan pengeluaran gaji tertinggi di dunia setelah mendatangkan Messi.
PSG dilaporkan mengeluarkan dana hingga 302 juta euro (sekitar Rp 5,1 triliun) hanya untuk menggaji para pemain Les Parisiens.
Pengeluaran PSG untuk gaji pemain juga sempat menjadi sorotan Barcelona sebelum Messi resmi berlabuh ke Paris.
Pengacara yang mewakili sejumlah anggota klub Barcelona, Juan Branco, bahkan mengajukan gugatan kepada Komisi Eropa dan pengadilan dalam negeri Prancis atas kondisi keuangan PSG.
Gugatan itu dilayangkan berdasar rasio gaji PSG pada musim 2019-2020 yang melebihi 99 persen, sedangkan Barcelona berada di 54 persen.
Baca Juga: Sebelum ke PSG, Lionel Messi Nyaris Reuni dengan Luis Suarez di Atletico Madrid
Kondisi tersebut dinilai sangat melanggar peraturan Financial Fair Play (FFP).
Namun, Presiden PSG, Nasser Al-Khelaifi, memastikan bahwa Les Parisiens tidak melanggar FFP dalam proses perekrutan Messi.
Al-Khelaifi mengatakan PSG telah memastikan lebih dulu bahwa mereka tidak melanggar peraturan apa pun sebelum mendatangkan Messi.
"Tentang FFP, ini pertanyaan yang bagus. Kami selalu mengikuti aturan," ucap Al-Khelaifi, dikutip BolaSport.com dari laman resmi PSG.
"Sebelum kami melakukan tindakan apa pun, tim yang bertanggung jawab atas hal ini telah memeriksa semuanya."
"Kami memiliki kapasitas untuk mengontrak Messi sesuai FFP dan kami akan selalu mengikuti aturan."
"Jika kami tidak mengikuti aturan, maka kami tidak akan bisa mendatangkan Leo."
Baca Juga: Momen Favorit Lionel Messi di Barcelona: Saat Usia Masih 17 Tahun dan Main Cuma 8 Menit
"Apa yang bisa dibawa Leo ke klub itu luar biasa. Ada banyak hal positif yang datang ke klub."
"Klub telah berkembang di setiap bagian. Luar biasa. Saya harap dia tidak meminta kami untuk memberinya lebih banyak. Kami menghormati peraturan," ucap Khelaifi lagi.
Menurut media Prancis, L'Equipe, penundaan dalam ketentuan FFP yang baru telah menjadi kunci dalam pengejaran PSG atas Lionel Messi.
Di Spanyol, sebagai tanggapan terhadap pandemi COVID-19, LaLiga memutuskan bahwa tidak ada tagihan upah klub yang dapat melebihi 70 persen dari omset tim.
Namun, bahkan tanpa Messi, pengeluaran gaji Barcelona akan menjadi 95 persen dari pendapatan.
Seperti yang dijelaskan Presiden Barcelona, Joan Laporta, saat konferensi pers Blaugrana, beban gajinya menjadi 110 persen jika Messi tetap tinggal.
Pengawas keuangan sepak bola Prancis, DNCG, berencana untuk menerapkan aturan yang sama, yakni dengan batasan tagihan upah sebesar 70 persen.
Baca Juga: Lionel Messi Pergi, Bagaimana Nasib Nomor Punggung 10 di Barcelona?
Namun, DNCG menunda rencana itu selama dua tahun setelah pandemi hingga awal musim 2023-2024.
Gaji Messi diperkirakan akan mencapai 35 juta euro selama kontrak dua musim yang secara teori berakhir sebelum perubahan aturan FFP Ligue 1.
Editor | : | Septian Tambunan |
Sumber | : | daily mail, L'Equipe, en.psg.fr |
Komentar