Gelaran Piala Dunia FIFA U-20 akan dilaksanakan dua tahun lagi. Namun, pemerintah Indonesia berharap, para atlet, staf, dan seluruh masyarakat dapat mengambil pelajaran dari Olimpiade Tokyo 2020.
Baca Juga: Olimpiade Melbourne 1956, Saat Timnas Indonesia Dipuji Presiden FIFA karena Imbangi Uni Soviet
Di tengah kondisi pandemi Covid-19, para atlet yang berjuang di Olimpiade Tokyo 2020 harus menghadapi beragam adaptasi, mulai dari segi pelatihan, persiapan, hingga pertandingan.
"Pemerintah sangat mengapresiasi, karena di tengah tekanan dan kebiasaan baru tersebut, para atlet kita berhasil menorehkan prestasi. Banyak pelajaran yang bisa dipetik dari penyelenggaraan olimpiade ini dan menjadi catatan semua pihak," tutur Zainudin.
Menurut Zainudin, pelajaran yang dapat diambil dari peristiwa tersebut adalah tetap optimistis untuk berprestasi dan berolahraga meski dihadapkan oleh banyak tantangan.
Menurut pelatih tim nasional (timnas) cabang olahraga (cabor) angkat besi Indonesia Dirja Wihardja, persiapan para atlet dalam menuju Olimpiade Tokyo cukup menguras fisik dan mental.
Baca Juga: Kisah Muamar Qadafi - Bertemu Kevin Cordon dan Ukir Sejarah di Olimpiade
Selain harus menerapkan protokol kesehatan ketat dan tes PCR berulang, para atlet juga dituntut untuk menerapkan pola hidup sehat agar tidak terpapar Covid-19 sampai pertandingan usai.
Selain itu, Dirja mengatakan, selama 2020 tidak ada turnamen yang dapat diikuti. Para atlet pun harus menjaga performa dan stamina dengan latihan rutin di pemusatan latihan nasional (pelatnas).
“Kami melakukan simulasi pertandingan dua minggu sekali untuk menjaga atmosfer kompetisi. Sebagai persiapan Olimpiade Tokyo, tim juga mengikuti try out dua kali tahun ini ke Uzbekistan. Setidaknya, atlet mengetahui situasi pertandingan saat pandemi,” kata Dirja dalam acara yang sama.
Dengan demikian, Menpora Zainudin dan Dirja berharap dunia olahraga Indonesia dapat terus berkembang dan menjadi kebanggaan di mata dunia.
Editor | : | Sheila Respati |
Komentar