"Kalau bisa dibilang ya sangat keras didikan dan latihannya dari fisik, mental, dan semuanya. Karena kan memang harus cepat perkembangannya untuk bersaing pada turnamen-turnamen level atas," ucap Anthony.
"Jadi waktu itu kami ditempa untuk tidak memikirkan menang atau kalah. Yang kami pikirkan adalah latihan dan pertandingan. Puji Tuhan sekarang sedikit-sedikit bisa sampai di titik ini," ujar Anthony.
Setelah mendapat medali perunggu, Anthony tidak lekas puas dengan pencapaiannya.
"Olimpade Tokyo 2020 digelar dengan banyak pembatasan dan aturan-aturan yang ketat karena pandemi Covid-19, Mungkin hal ini membuat euforia Olimpiade menjadi kurang semarak," kata pemain kelahiran Cimahi, Jawa Barat itu.
Jika turun pada Olimpiade Paris 2024, Anthony berharap bisa segera terlepas dari pandemi.
"Memang terasa sekali hype Olimpiade di Tokyo kemarin kurang semarak. Paling terasa karena tidak ada penonton. Bahkan rasanya sangat berbeda dengan Asian Games dan Youth Olympic yang saya sempat ikuti," tutur Anthony.
"Semoga di Paris nanti, semua sudah kembali normal dan kita bisa merasakan lagi aura Olimpiade yang sebenarnya," ucap Anthony.
Baca Juga: Greysia/Aprilia Berbincang 30 Menit dengan Jokowi Sebelum Terima Bonus Olimpiade
Editor | : | Delia Mustikasari |
Sumber | : | Badminton Indonesia.org |
Komentar