BOLASPORT.COM - Presiden Barcelona, Joan Laporta, menggelar konferensi pers yang membahas masalah klub yang juga warisan pemimpin sebelumnya, Josep Maria Bartomeu.
Konferensi pers digelar pada Senin (16/8/2021) pukul 12 siang waktu setempat.
Dalam kesempatan itu, Joan Laporta membahas semua masalah klub, dan yang pertama disinggung adalah tagihan gaji pemain.
Joan Laporta menyatakan bahwa tagihan gaji pemain Barcelona sudah mencapai 103 persen dari pemasukan klub.
Baca Juga: Joan Laporta: Saya Mohon, Jangan Salahkan Lionel Messi
Selain itu, Laporta juga mengungkapkan cara apa yang telah ditempuh olehnya untuk menutupi pengeluaran tersebut, yakni mencari pinjaman dari pihak luar.
"Gaji kami mancapai 103 persen dari total pendapatan klub," ujar Laporta seperti dikutip BolaSport.com dari Marca.
"Itu 20-25 persen lebih banyak dari pesaing kami."
???? @JoanLaportaFCB: ❝Our salaries represent 103% of the Club's total income. That's 20-25% more than our competitors.❞ pic.twitter.com/8e1pV3tBRX
— FC Barcelona (@FCBarcelona) August 16, 2021
Baca Juga: Geger di Media Sosial, Polri Hilangkan Unggahan Surat Izin Liga 1
"Hal pertama yang harus kami lakukan ketika kami tiba adalah meminta pinjaman sebesar 80 juta euro (sekitar Rp1.3 triliun) karena jika tidak, kami tidak dapat membayar gaji," tambahnya.
Lebih lanjut, Laporta membahas kerugian yang dialami Barcelona era kepemimpinannya yang disebabkan oleh rezim Josep Maria Bartomeu.
Laporta melabeli rezim Bartomeu dengan kata 'penuh kebohongan' lantaran banyak hal yang tidak sesuai antara yang tercatat dengan yang terjadi.
Baca Juga: Tak Cukup Romelu Lukaku, Chelsea Incar Wonderkid Borussia Dortmund dan Buang 2 Pemain
"Rezim sebelumnya penuh dengan kebohongan," ucap Laporta.
"Kami juga menemukan bahwa kami harus melakukan beberapa perbaikan mendesak di Camp Nou karena jika tidak, itu menimbulkan risiko bagi para penggemar yang hadir."
"Kami juga menemukan bahwa klub telah menerima 50 persen dari biaya hak siar TV di muka."
Baca Juga: Terbang ke Turki, RANS Cilegon FC Boyong 26 Pemain
"Kami menemukan kebijakan upah dalam bentuk piramida terbalik - veteran dengan kontrak panjang dan anak muda dengan kontrak pendek. Tidak ada pemotongan upah - kebohongan."
"Kami telah menemukan bahwa pembayaran yang tidak proporsional telah dilakukan kepada perantara, bahkan tidak kepada agen," tutur Laporta.
Akibat kebobrokan era Bartomeu, kata Laporta, kini Barcelona bernilai minus 451 juta euro (sekitar Rp7,6 triliun).
Baca Juga: Tottenham Menang Tanpa Harry Kane, Pelatih Spurs Mengemis Bantuan
"Barcelona memiliki kekayaan bersih negatif sebesar 451 juta euro. Itu adalah warisan yang mengerikan," ucap Laporta.
"Apa yang telah terjadi sangat mengkhawatirkan," kata sosok berusia 59 tahun itu menegaskan.
Editor | : | Ade Jayadireja |
Sumber | : | Marca |
Komentar