"Baru 2 minggu lalu Greysia Polli dan Apriyani Rahayu baru mendapatkan emas. Kalau kita tengok beberapa negara yang atlet pembinaannya meritokrasi tulen, ketika mau ikut olahraga itu tidak ditanya uangnya berapa, bapaknya siapa, keponakannya siapa.
"Yang penting bisa bermain, boleh diikutkan. Kegiatan pengembangan olahraga yang melihat kemampuan latar belakang keluarganya maka akan sulit melahirkan atlet kelas dunia," jelasnya saat acara kerjasama Jakpro dengan PSSI beberapa waktu lalu.
Anies Baswedan pun mengharapkan agar Indonesia dapat menerapkan sistem meritokrasi dalam pengembangan atletnya.
Baca Juga: Pelatih Persib dan Persebaya Kompak Akui Liga 1 2021 Bakal Berat
Bahkan beberapa waktu lalu dirinya sempat berdiskusi dengan seseorang yang ahli dalam bidang sepak bola.
Dalam diskusi tersebut diketahui bahwa sistem pengembangan sepak bola di Brasil betul-betul menggunakan sistem meritokrasi.
Hanya sistem tersebut tidak diterapkan di cabang olahraga lainnya.
Untuk itu tak salah jika sepak bola Brasil sangatlah maju dan sukses melahirkan talenta-talenta yang luar biasa.
"Ada satu pertanyaan, mengapa Brasil selalu masuk Piala Dunia? dalam final piala dunia itu selalu ikut, negara lain ada periode tidak ikutnya tetapi Brasil selalu ikut.
"Jawabannya karena di Brasil pembinaan olahraga untuk sepak bola 100 persen meritokrasi. Sayangnya hanya sepak bola saja, tetapi yang lainnya tidak, Makannya tidak aneh jika sepak bolanya sangat maju," jelasnya.
Baca Juga: Satu Hal yang Buat Nick Kuipers Yakin Persib Juara Liga 1 2021
View this post on Instagram
Editor | : | Metta Rahma Melati |
Sumber | : | BolaSport.com |
Komentar