BOLASPORT.COM - Genap setahun latih Barcelona, Ronald Koeman merupakan saksi utama awal dari berakhirnya karier Lionel Messi di Barca.
Kamis (19/8/2021), Ronald Koeman terhitung genap setahun berada di balik kemudi Barcelona.
Kendati terbilang singkat, pria Belanda tersebut boleh jadi termasuk pelatih Barca yang kariernya paling berwarna dalam sejarah klub.
Baik gelap maupun terang, hingga gelap lagi dan mencoba terang kembali, Koeman selalu ada di dalamnya 12 bulan terakhir.
Eks defender jagoan Barcelona itu punya posisi spesial - walau lebih ke arah ironis - sebagai pelatih terakhir Lionel Messi di Blaugrana.
Baca Juga: Barcelona Dibelit Utang 22 Triliun, Ini 5 Transfer Paling Mubazir di Barca
Ia datang pada 19 Agustus 2020, saat mental tim benar-benar lebur.
Lima hari sebelumnya, Messi dkk yang masih ditukangi Quique Setien dibantai Bayern Muenchen 2-8 pada perempat final Liga Champions.
Tragedi itu yang diyakini menandakan "awal dari akhir" kisah panjang Messi di Barcelona.
Superstar Argentina tersebut sudah tak yakin lagi dengan masa depannya di sana.
Penyebab kekecewaan Messi berlipat-lipat, mulai dari pergantian pelatih dari Ernesto Valverde ke Setien, pembantaian oleh Bayern yang berakibat musim nirgelar, sampai dibuangnya duet sehati, Luis Suarez.
Koeman apes karena sudah terlibat drama sengit terkait tuntutan Messi pindah dari Barca hanya 6 hari setelah dilantik sebagai pelatih.
Baca Juga: Sukses Ajak Messi dan Ramos ke PSG, Panggil Dia Neymar Si Agen Super
Kisruh yang menyeret nama presiden klub kala itu, Josep Bartomeu, akhirnya padam setelah Messi bersedia bertahan, setidaknya untuk satu tahun lagi sesuai durasi kontrak tersisa.
Musim 2020-2021 pun dimulai dengan kapal Barcelona dinakhodai Koeman.
Dalam persiapan singkat karena terkendala pandemi, start era Koeman mulus.
Streak kemenangan meyakinkan diraih pada dua pekan awal Liga Spanyol, masing-masing atas Villarreal (4-0) dan Celta Vigo (3-0).
Namun, delapan laga berikutnya, badai pertama datang berupa cobaan hasil-hasil tak menyenangkan.
Hanya dua kemenangan berhasil didapat, dengan empat laga di antaranya berakhir tanpa poin.
Dua kekalahan terjadi saat bertemu rival langsung dalam perburuan gelar LaLiga; Real Madrid pada el clasico (1-3) dan Atletico Madrid (0-1).
Tiang layar mulai seimbang lagi ketika musim mendekati akhir tahun hingga periode bulan-bulan awal 2021.
Antara 13 Desember 2020-5 April 2021 Koeman bahkan membawa Messi dkk menorehkan rekor tak terkalahkan di Liga Spanyol dalam 19 partai beruntun.
Akan tetapi, dalam periode yang sama, rentetan hasil di LaLiga tak menular ke pentas lain.
Barca didepak klub masa depan Lionel Messi, PSG, di babak 16 besar Liga Champions dan kalah dari Bilbao di final Piala Super Spanyol.
Baca Juga: Lionel Messi ke PSG, Akhirnya Pilih Nomor 30 untuk Kenang Debut di Barcelona
Pada 10 April, mereka kembali takluk dalam el clasico di kandang Real Madrid (1-2) yang sangat memengaruhi persaingan di tiga besar klasemen LaLiga.
Namun, seminggu kemudian senyum merekah lagi di wajah awak Barcelona setelah berhasil mengalahkan Bilbao di final Copa del Rey.
Gelar itu menjadi yang pertama diraih Barcelona sejak kampiun Liga Spanyol 2019-2020.
Otomatis itu pula trofi perdana Koeman sebagai pelatih Barca, dan satu-satunya sejauh ini.
Sisi ironisnya, gelar tersebut merupakan piala terakhir yang diangkat Lionel Messi bersama Barcelona.
Performa jeblok di pekan-pekan terakhir, di mana Barca cuma menang sekali antara jornada 33-37, menghanguskan peluang menjuarai LaLiga.
Mereka finis di bawah Atletico dan Real Madrid.
Masuk musim baru, fluktuasi lain dialami Ronald Koeman.
Baca Juga: Alasan Ronald Koeman Pilih Eric Garcia Jadi Starter dan Rekan Duet Gerard Pique
Kontraknya yang cuma tersisa setahun lagi dievaluasi.
Sempat muncul desas-desus dia bakal dibebastugaskan, tetapi klub masih memberi kepercayaan.
Kehadiran Joan Laporta sebagai presiden baru memberi garansi, termasuk perihal kesediaan Messi menambah masa baktinya.
Akan tetapi, bom terbesar akhirnya jatuh juga pada musim panas ketika Koeman sedang merancang start musim baru.
Messi, yang tadinya santai-santai saja hendak meneken kontrak baru, malah telanjur tak bisa direkrut kembali setelah ikatannya kedaluwarsa.
Megabintang berusia 34 tahun itu terkendala regulasi pembatasan gaji LaLiga.
Kapal Koeman oleng parah.
Baca Juga: Lionel Messi Peluk Sergio Ramos, Momen Teraneh di Dunia sekaligus Paling Mengerikan bagi Musuh
Klub dilanda krisis finansial hebat sampai diharuskan melakukan pemotongan gaji besar-besaran, selain tentunya merelakan Messi mencari sekoci.
Boro-boro menambah pemain bintang yang mahal, untuk menggaji personel lama pun mereka kesusahan. Pemain marginal tak kunjung bisa dijual pula.
Di tengah badai hebat ini, Koeman menolak gentar dan tak mau ikut cari sekoci untuk kabur.
Dia tegar memimpin kendali dengan materi seadanya. Start dari nol, tanpa awak kapal sehebat Messi.
Koeman percaya bahwa satu-satunya yang bisa dia lakukan saat ini untuk menolong klub adalah dengan menampilkan performa terbaik di lapangan.
"Kita semua paham bahwa era setiap pemain akan berakhir. Sekarang Barcelona harus menutup buku soal Lionel Messi dan fokus ke musim baru,” kata Koeman, dikutip BolaSport.com dari ESPN.
Baca Juga: Ronald Koeman: Saatnya Barcelona Tutup Bab Lionel Messi di Buku Sejarah
“Sekarang Barcelona punya pemain baru dan harus bangkit."
"Tim ini punya pemain muda dan kami sedang bekerja membangun masa depan klub.”
“Sangat penting untuk fokus kepada aspek itu dan bukan berkutat pada apa yang terjadi pada beberapa hari terakhir,” ucap jagoan publik Camp Nou pada 1989-1995 tersebut.
Upaya pertama untuk keluar dari kegelapan badai ini dilalui secara mulus.
Barcelona post-Messi memulai Liga Spanyol 2021-2022 dengan kemenangan 4-2 atas Real Sociedad (15/8/2021).
Momen itu nyaris bertepatan dengan peringatan tragedi pembantaian dari Bayern yang kini hanya angin lalu bagi kapal arahan Koeman setelah berlayar tepat setahun.
Baca Juga: Barcelona Menang, Gerard Pique: Kami Bisa Bersenang-senang Tanpa Lionel Messi
"Messi pemain terbaik dunia dan semua kecewa dia pergi."
"Hanya, semua harus berubah dan tidak boleh berlama-lama kecewa karena musim baru dimulai," tutur pria berusia 58 tahun itu.
Editor | : | Beri Bagja |
Sumber | : | espn.com |
Komentar