Dia juga menjadi pemain pertama dalam sejarah bulu tangkis yang memenangkan tiga gelar Juara Dunia Junior berturut-turut (2009, 2010, 2011).
Intanon tercatat masuk dalam daftar tunggal putri termuda yang memenangi gelar kejuaraan dunia.
Intanon meraih gelar juara dunia BWF (Federasi Bulu Tangkis Dunia) tunggal putri pada 2013 ketika berusia 18 tahun.
Pemain yang kini berusia 26 tahun itu baru-baru ini mengungkapkan di Instagram bahwa
Olimpiade Paris 2024 bisa menjadi Olimpiade terakhirnya.
Pada Olimpiade Tokyo 2020, perjalanan Intanon berakhir pada babak perempat final, 21-14, 18-21, 18-21 dari Tai Tzu Ying (Taiwan).
Setelah pertandingan tersebut, Intanon tampak meneteskan air mata. Menurut Intanon, pertandingan hari ini bukanlah masalah teknik atau skill.
"Saya sudah berkali-kali bertanding melawan Tzu Ying dan kami sudah paham sekali gaya bermain satu sama lain. Hari ini bukan soal kemampuan, tetapi soal mental," aku Intanon dilansir dari laman BWF.
Baca Juga: Paralimpiade Tokyo 2020 - Pandemi Belum Mereda, Tim Indonesia Wajib Jaga Diri
Editor | : | Delia Mustikasari |
Sumber | : | Badminton Planet.com |
Komentar