4. Rasa syukur Yordenis Ugas bisa menghadapi Manny Pacquiao
Langkah Yordenis Ugas untuk membuktikan diri kapasitasnya sebagai petinju elite di kelas welter selalu terhalang.
Sebagai pemegang sabuk WBA (Reguler), petinju Kuba itu sejatinya bisa mendapat kesempatan melawan Manny Pacquiao yang merupakan juara WBA (super).
WBA ingin mempertemukan kedua petinju pada 2020 akhir setelah situasi pandemi virus corona mereda di wilayah Amerika Serikat.
Sayangnya, Pacquiao saat itu dilanda rumor akan meladeni petarung MMA, Conor McGregor dan sulit untuk bepergian ke luar negeri untuk mengatasi masalah COVID-19 di negaranya.
Setelah lebih dari satu tahun Pacquiao tidak aktif bertinju. WBA mencabut hak sosok berjuluk The Pac Man itu sebagai juara untuk menyerahkan semua gelarnya kepada Yordenis Ugas.
Mengetahui sabuk WBA miliknya dicuri, Pacquiao santai saja. Bahkan, dia malah mencari buruan lain untuk menantang Errol Spence Jr sang pemilik gelar WBC dan IBF kelas welter.
Yordenis Ugas saat itu tidak masalah. Dia bahkan rela menjadi laga pembuka untuk memeriahkan duel Pacquiao vs Spence.
Dua minggu sebelum pertarungan berlangsung, Spence menarik diri dari pertarungan. Dia kemudian digantikan oleh Ugas untuk menghadapi Pacquiao.
Kebetulan Pacquiao juga menerima Ugas menjadi lawan berikutnya.
"Ini merupakan jalan yang panjang bagi saya (menghadapi Pacquiao). Jelas dalam waktu yang singkat saya mengetahui bahwa saya melawan Pacquiao, tetapi saya bersyukur atas kesempatan ini dan saya siap memanfaatkannya," kata Ugas tentang rasa syukur diberi kesempatan melawan Pacquiao.
Baca Juga: Sama Sekali Tak Berubah, Keberanian Marc Marquez Belum Hilang
Editor | : | Delia Mustikasari |
Sumber | : | espn.com, cbssport.com, BoxRec.com |
Komentar