Lin Jarvis sebagai penanggung jawab di paddock kemudian tidak ingin mengulangi kasus yang serupa dengan Vinales.
"Sejak itu kami bertanya-tanya, apakah kami menandatangani kontrak terlalu dini? Pada Juni 2021 kami dihadapkan situasi di mana seorang pembalap dengan kontrak dua tahun ingin pergi," ujar Jarvis kepada Speedweek.com, dikutip BolaSport.com dari Paddock GP.
"Kami menganalisis apakah kami melakukan kesalahan dalam proses kami? Kami ingin menghindari skenario serupa untuk yang kedua kalinya. Tetapi saat itu, keputusan bersama Vinales adalah yang terbaik."
Dia merujuk dari kontrak perpanjangan yang diberikan Vinales pada kejuaraan dua tahun lalu.
Saat itu, Vinales bisa tampil impresif dengan mengakhiri kejuaraan di urutan ketiga ditemani Andrea Dovizioso (Ducati) sebagai runner-up, dan Marc Marquez (Repsol Honda) yang merebut gelar.
"Ada tawaran yang besar dari Ducati di atas meja, dan kita tahu seberapa kuat Vinales," kenang Jarvis.
"Pada saat yang sama kepindahan Valentino (Rossi) ke Petronas dijadwalkan pada 2021. Tanpa Vale, Vinales bisa jadi pemimpin tim pada tahun ini. Itu awalnya karena Maverick masih dalam bayangan Valentino."
"Setelah kepergiannya (Rossi) dari tim pabrik, seharusnya Vinales bisa menjadi ledakan besar, tetapi itu tidak terjadi," ucap Jarvis.
Baca Juga: Yamaha Pecat Maverick Vinales Lebih Cepat, Aprilia Menang Banyak
Editor | : | Delia Mustikasari |
Sumber | : | Paddock GP |
Komentar