BOLASPORT.COM - Managing Director Yamaha, Lin Jarvis, mengaku tidak ingin mengalami hal serupa setelah berpisah dengan Maverick Vinales di tengah kejuaraan MotoGP 2021.
Maverick Vinales menjadi pihak yang membuat Yamaha geram atas aksinya di MotoGP Styria.
Alasannya adalah Maverick Vinales diduga menyabotase YZR-M1 yang berpotensi merusak dan membahayakan diri sendiri.
Kejadian ini juga membuat Maverick Vinales mendapatkan sanksi tidak diizinkan turun pada MotoGP Austria.
Baca Juga: Yamaha Ulas Masalah Vinales dan Rahasia Keunggulan Quartararo
Pembalap berjuluk Top Gun itu lalu meminta maaf dan mengakui perbuatannya yang dilakukan secara sengaja karena rasa frustasi yang melanda.
Meski telah menyadari kesalahan, Yamaha dan Vinales memutuskan berpisah lebih cepat di tengah kejuaraan MotoGP 2021.
Padahal, pembalap asal Spanyol itu awalnya memiliki masa bakti hingga akhir musim bersama Yamaha.
Namun,.keputusan antara kedua belah pihak sudah bulat di mana Yamaha dan Vinales sepakat untuk berpisah lebih cepat.
Baca Juga: Jadwal MotoGP Inggris 2021 - Trio Podium Terakhir Melempem, Siapa Bakal Kuasai Silverstone?
Lin Jarvis sebagai penanggung jawab di paddock kemudian tidak ingin mengulangi kasus yang serupa dengan Vinales.
"Sejak itu kami bertanya-tanya, apakah kami menandatangani kontrak terlalu dini? Pada Juni 2021 kami dihadapkan situasi di mana seorang pembalap dengan kontrak dua tahun ingin pergi," ujar Jarvis kepada Speedweek.com, dikutip BolaSport.com dari Paddock GP.
"Kami menganalisis apakah kami melakukan kesalahan dalam proses kami? Kami ingin menghindari skenario serupa untuk yang kedua kalinya. Tetapi saat itu, keputusan bersama Vinales adalah yang terbaik."
Dia merujuk dari kontrak perpanjangan yang diberikan Vinales pada kejuaraan dua tahun lalu.
Saat itu, Vinales bisa tampil impresif dengan mengakhiri kejuaraan di urutan ketiga ditemani Andrea Dovizioso (Ducati) sebagai runner-up, dan Marc Marquez (Repsol Honda) yang merebut gelar.
"Ada tawaran yang besar dari Ducati di atas meja, dan kita tahu seberapa kuat Vinales," kenang Jarvis.
"Pada saat yang sama kepindahan Valentino (Rossi) ke Petronas dijadwalkan pada 2021. Tanpa Vale, Vinales bisa jadi pemimpin tim pada tahun ini. Itu awalnya karena Maverick masih dalam bayangan Valentino."
"Setelah kepergiannya (Rossi) dari tim pabrik, seharusnya Vinales bisa menjadi ledakan besar, tetapi itu tidak terjadi," ucap Jarvis.
Baca Juga: Yamaha Pecat Maverick Vinales Lebih Cepat, Aprilia Menang Banyak
Editor | : | Delia Mustikasari |
Sumber | : | Paddock GP |
Komentar