Oleh karena itu, Maverick Vinales tak pernah sekalipun menjadi calon juara dunia MotoGP.
"Jelas, ada beberapa hal yang tidak bisa dikatakan. Namun, Anda tidak bisa menghentikan seorang pembalap dalam mengekspresikan perasaan mereka," kata Jarvis.
"Namun, ada beberapa batasan yang seharusnya tidak dilewati dalam konteks tertentu. Ada pembalap-pembalap pintar yang bisa menghindari beberapa pernyataan negatif. Anda tidak akan bisa menjadi lebih cepat jika Anda cuma mengkritik tim, pembangun, dan insinyur-insinyur Anda," tutur dia.
Lebih lanjut, Jarvis membandingkan pencapaian Vinales dengan Fabio Quartararo.
Selama lima musim membalap untuk tim Yamaha, Vinales hanya bisa memenangi delapan balapan.
Jumlah kemenangan itu sama banyak dengan yang diraih Quartararo bersama Yamaha kurang dari dua tahun.
"Mengkritik diri sendiri bukan keunggulan Maverick. Dia lebih memilih mengganti kepala insinyurnya sebanyak tiga kali dan sekali mengganti manajernya. Semua pembalap seharusnya cemas dengan kesalahan-kesalahan mereka," ujar Jarvis.
Baca Juga: Baru Dua Hari bareng Aprilia, Maverick Vinales Sudah Sindir Yamaha
Editor | : | Diya Farida Purnawangsuni |
Sumber | : | Corsedimoto.com |
Komentar