Pasalnya, pada tahun Valentino Rossi memutuskan pindah ke Yamaha, pabrikan garpu tala itu kesusahan untuk sekadar finis di posisi podium.
Sementara Honda mempertahankan reputasi pabrikan juara dengan tiga pembalap menduduki tiga posisi teratas di tabel klasemen akhir.
"Itu adalah keputusan yang gila karena untuk meninggalkan Honda Anda harus gila," ucap Valentino Rossi kepada DAZN, dilansir dari Tuttomotoriweb.
"Bahkan, ketika saya melihat kembali sekarang saya mengatakan pada diri sendiri bahwa saya gila," kata Valentino Rossi.
Baca Juga: Dari Ide yang Bikin Vinales Pensiun Main Twitter, Morbidelli Resmi Gabung Tim Pabrikan Yamaha
Meski demikian, sosok ikonik dengan nomor 46 itu merasa keputusannya untuk hengkang tidak sepenuhnya salah.
Valentino Rossi sudah tidak tahan dengan pandangan orang yang menyebut kemenangannya berasal dari motor bukan skill.
"Saya juga sangat percaya diri," ucap Valentino Rossi menjelaskan.
"Selain itu, saya tak tahan dengan komentar orang-orang yang mengatakan saya menang hanya karena mengendarai motor terbaik."
"Saat saya di trek, saya merasa pembalap tercepat, jadi saya bisa membalas dendam dan membuktikan saya bisa menang dengan motor lain," imbuhnya.
Editor | : | Ardhianto Wahyu Indraputra |
Sumber | : | tuttomotoriweb.it |
Komentar