BOLASPORT.com - Valentino Rossi mengungkapkan dirinya pernah berani membuat keputusan gila meninggalkan Repsol Honda.
Sejak pertama kali muncul pada tahun 1996 di kelas 125cc, nama Valentino Rossi tidak bisa dipisahkan dari tim pabrikan Yamaha.
Meski bukan menjadi tim pertama yang dibela di kelas tertinggi, Yamaha akan selalu memiliki tempat tersendiri di hati Valentino Rossi.
Hal tersebut lantaran Valentino Rossi sudah menghabiskan waktu selama 15 musim untuk membalap bersama Yamaha.
Baca Juga: Karena Hal Ini Jorge Lorenzo Anggap Marc Marquez Susah Dikalahkan
Selain itu, pabrikan Iwata sudah mengantarkan The Doctor berhasil meraih empat dari total tujuh gelar juara dunia di kelas tertinggi.
Valentino Rossi sejatinya mengawali kiprahnya di kelas tertinggi bersama Honda, tim yang memiliki motor terbaik kala itu.
Diboyong pada tahun 2000 usai menjuarai 250cc, Valentino Rossi cuma butuh setengah musim untuk tampil moncer bersama motor legendaris Honda NSR500.
Valentino Rossi menjadi runner-up pada musim debut di kelas premier, saat itu 500cc.
Baca Juga: MotoGP San Marino 2021 - Kali Ini 'Obat Kuat' Saja Tak Akan Cukup Bantu Valentino Rossi
Satu musim berselang, pembalap yang kini berusia 42 tahun itu berhasil meraih gelar juara bersama tim satelit Honda tersebut.
Tak ayal, torehan apik tersebut membuat Valentino Rossi mendapatkan kesempatan untuk memperkuat Repsol Honda.
Menunggangi motor RC211V, pembalap asal Italia itu kembali merajai kelas tertinggi untuk dua musim beruntun.
Baca Juga: Bayangan Buruk Valentino Rossi Saat Jalani Balapan Terakhir di MotoGP
Valentino Rossi bahkan hanya sekali gagal finis tiga besar selama dua musim memperkuat Repsol Honda dan menang 20 kali dari 32 lomba!
Menjadi juara dunia dalam tiga musim beruntun tidak serta merta membuat Valentino Rossi mau bertahan di zona nyaman.
Disinyalir tidak puas dengan pandangan bahwa dia juara karena faktor motor Honda, Valentino Rossi memutuskan hijrah ke Yamaha.
Valentino Rossi mengakui bahwa pindah dari Honda ke Yamaha saat itu merupakan keputusan gila.
Baca Juga: Jadwal MotoGP San Marino 2021 - Pesta Perpisahan Rossi dan Comeback Dovizioso
Pasalnya, pada tahun Valentino Rossi memutuskan pindah ke Yamaha, pabrikan garpu tala itu kesusahan untuk sekadar finis di posisi podium.
Sementara Honda mempertahankan reputasi pabrikan juara dengan tiga pembalap menduduki tiga posisi teratas di tabel klasemen akhir.
"Itu adalah keputusan yang gila karena untuk meninggalkan Honda Anda harus gila," ucap Valentino Rossi kepada DAZN, dilansir dari Tuttomotoriweb.
"Bahkan, ketika saya melihat kembali sekarang saya mengatakan pada diri sendiri bahwa saya gila," kata Valentino Rossi.
Baca Juga: Dari Ide yang Bikin Vinales Pensiun Main Twitter, Morbidelli Resmi Gabung Tim Pabrikan Yamaha
Meski demikian, sosok ikonik dengan nomor 46 itu merasa keputusannya untuk hengkang tidak sepenuhnya salah.
Valentino Rossi sudah tidak tahan dengan pandangan orang yang menyebut kemenangannya berasal dari motor bukan skill.
"Saya juga sangat percaya diri," ucap Valentino Rossi menjelaskan.
"Selain itu, saya tak tahan dengan komentar orang-orang yang mengatakan saya menang hanya karena mengendarai motor terbaik."
"Saat saya di trek, saya merasa pembalap tercepat, jadi saya bisa membalas dendam dan membuktikan saya bisa menang dengan motor lain," imbuhnya.
Baca Juga: MotoGP San Marino 2021 - Bagnaia Incar Kemenangan, Miller Tak Mau Lakukan Kesalahan Lagi
BOLASPORT.com - Valentino Rossi mengungkapkan dirinya pernah berani membuat keputusan gila meninggalkan Repsol Honda.
Sejak pertama kali muncul pada tahun 1996 di kelas 125cc, nama Valentino Rossi tidak bisa dipisahkan dari tim pabrikan Yamaha.
Meski bukan menjadi tim pertama yang dibela di kelas tertinggi, Yamaha akan selalu memiliki tempat tersendiri di hati Valentino Rossi.
Hal tersebut lantaran Valentino Rossi sudah menghabiskan waktu selama 15 musim untuk membalap bersama Yamaha.
Baca Juga: Karena Hal Ini Jorge Lorenzo Anggap Marc Marquez Susah Dikalahkan
Selain itu, pabrikan Iwata sudah mengantarkan The Doctor berhasil meraih empat dari total tujuh gelar juara dunia di kelas tertinggi.
Valentino Rossi sejatinya mengawali kiprahnya di kelas tertinggi bersama Honda, tim yang memiliki motor terbaik kala itu.
Diboyong pada tahun 2000 usai menjuarai 250cc, Valentino Rossi cuma butuh setengah musim untuk tampil moncer bersama motor legendaris Honda NSR500.
Valentino Rossi menjadi runner-up pada musim debut di kelas premier, saat itu 500cc.
Baca Juga: MotoGP San Marino 2021 - Kali Ini 'Obat Kuat' Saja Tak Akan Cukup Bantu Valentino Rossi
Satu musim berselang, pembalap yang kini berusia 42 tahun itu berhasil meraih gelar juara bersama tim satelit Honda tersebut.
Tak ayal, torehan apik tersebut membuat Valentino Rossi mendapatkan kesempatan untuk memperkuat Repsol Honda.
Menunggangi motor RC211V, pembalap asal Italia itu kembali merajai kelas tertinggi untuk dua musim beruntun.
Baca Juga: Bayangan Buruk Valentino Rossi Saat Jalani Balapan Terakhir di MotoGP
Valentino Rossi bahkan hanya sekali gagal finis tiga besar selama dua musim memperkuat Repsol Honda dan menang 20 kali dari 32 lomba!
Menjadi juara dunia dalam tiga musim beruntun tidak serta merta membuat Valentino Rossi mau bertahan di zona nyaman.
Disinyalir tidak puas dengan pandangan bahwa dia juara karena faktor motor Honda, Valentino Rossi memutuskan hijrah ke Yamaha.
Valentino Rossi mengakui bahwa pindah dari Honda ke Yamaha saat itu merupakan keputusan gila.
Baca Juga: Jadwal MotoGP San Marino 2021 - Pesta Perpisahan Rossi dan Comeback Dovizioso
Pasalnya, pada tahun Valentino Rossi memutuskan pindah ke Yamaha, pabrikan garpu tala itu kesusahan untuk sekadar finis di posisi podium.
Sementara Honda mempertahankan reputasi pabrikan juara dengan tiga pembalap menduduki tiga posisi teratas di tabel klasemen akhir.
"Itu adalah keputusan yang gila karena untuk meninggalkan Honda Anda harus gila," ucap Valentino Rossi kepada DAZN, dilansir dari Tuttomotoriweb.
"Bahkan, ketika saya melihat kembali sekarang saya mengatakan pada diri sendiri bahwa saya gila," kata Valentino Rossi.
Baca Juga: Dari Ide yang Bikin Vinales Pensiun Main Twitter, Morbidelli Resmi Gabung Tim Pabrikan Yamaha
Meski demikian, sosok ikonik dengan nomor 46 itu merasa keputusannya untuk hengkang tidak sepenuhnya salah.
Valentino Rossi sudah tidak tahan dengan pandangan orang yang menyebut kemenangannya berasal dari motor bukan skill.
"Saya juga sangat percaya diri," ucap Valentino Rossi menjelaskan.
"Selain itu, saya tak tahan dengan komentar orang-orang yang mengatakan saya menang hanya karena mengendarai motor terbaik."
"Saat saya di trek, saya merasa pembalap tercepat, jadi saya bisa membalas dendam dan membuktikan saya bisa menang dengan motor lain," imbuhnya.
Baca Juga: MotoGP San Marino 2021 - Bagnaia Incar Kemenangan, Miller Tak Mau Lakukan Kesalahan Lagi
Editor | : | Ardhianto Wahyu Indraputra |
Sumber | : | tuttomotoriweb.it |
Komentar