Berbagai upaya rekonsiliasi juga telah menemui beberapa hambatan, sehingga Dick Sudirman turun tangan.
Dick Sudirman menjadi jembatan mempertemukan kedua pemimpin dua federasi bulu tangkis yang telah bersengketa di Bandung pada 28 Mei 1979.
Memiliki teman dari kedua federasi tersebut membuat Dick Sudirman mengusulkan membuat kelompok studi kerja yang diisi dari kedua federasi untuk mencari jalan keluar dari kebuntuan.
Dia juga menyarankan untuk diadakan pertandingan persahabatan antar pemain dari kedua federasi. Usulannya kemudian diterima dan menjadi dasar bagi upaya rekonsiliasi.
Baca Juga: PB Esport Indonesia Gelar Vaksinasi dan Baksos Untuk Masyarakat di Jayapura
Dua tahun setelah itu pada 28 Mei 1981, kedua federasi bulu tangkis itu berdamai dan kemudian bersatu lagi.
Setelah kematian Dick Sudirman pada 10 Juni 1986, teman lamanya dan Wakil Presiden PBSI kala itu, Suharso Suhandinata, menulis surat kepada Presiden IBF saat itu, Arthur Jones.
Tujuan Suharso Suhandinata mengirim surat ke pimpinan IBF untuk meminta mengingat kontribusi Dick Sudirman di bulu tangkis dunia.
Suharso Suhandinata meminta IBF mempertimbangkan proposal untuk diadakan sebuah kompetisi di Indonesia dengan memakai nama Dick Sudirman.
Baca Juga: 4 Petinju Tertangguh Versi Khabib Nurmagomedov, Salah Satunya Juara Olimpiade 2 Kali
Editor | : | Diya Farida Purnawangsuni |
Sumber | : | bwfsudirmancup.com |
Komentar