BOLASPORT.COM – Pemerintah mendorong kerja sama dengan semua pihak guna memastikan perlindungan kesehatan bagi anak berkebutuhan khusus (ABK) di masa pandemi Covid-19. Salah satunya dengan melakukan percepatan vaksinasi bagi ABK dan penyandang disabilitas.
Pelaksana tugas (Plt) Dirjen Kesehatan Masyarakat Kementerian Kesehatan Kartini Rustandi menegaskan, setiap anak, termasuk mereka yang berkebutuhan khusus, memiliki hak yang sama.
ABK, lanjut Kartini, juga punya hak untuk bertumbuh kembang, mendapatkan perlindungan, pendidikan, serta pengasuhan yang baik. Ia menyampaikan hal tersebut dalam Dialog Rabu Utama Forum Merdeka Barat 9 (FMB 9) – KPCPEN, Rabu (22/9/2021).
“Mereka juga merupakan generasi penerus bangsa yang dapat memberikan sesuatu bagi Indonesia, karena di balik keterbatasannya, mereka pasti memiliki kelebihan,” tutur Kartini menurut keterangan tertulis, Kamis (23/9/2021).
Menurut Kartini, pelayanan kesehatan bagi ABK sebenarnya sama seperti yang diterima masyarakat umum. Hanya saja, dalam pelaksanaanya, para tenaga kesehatan (nakes) harus memperhitungkan kondisi, riwayat kesehatan, serta apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan terhadap mereka.
Baca Juga: Pujian Seorang Murid Joko Susilo untuk Sang Guru Milomir Seslija
“Bagi ABK yang terinfeksi Covid-19, nakes akan memberikan obat serta Tindakan yang sama dengan masyarakat unmum. Tetapi, nakes akan mempertimbangkan banyak hal, karena anak-anak ini membutuhkan perlakuan khusus,” ujar Kartini.
Dalam program vaksinasi, kata Kartini, pemerintah sudah mengalokasikan vaksin produksi Sinopharm hibah Raja Uni Emirat Arab bagi ABK dan penyandang disabilitas.
Namun, ia menjelaskan bahwa tidak tertutup kemungkinan ABK dan penyandang disabilitas juga bisa mendapatkan suntikan vaksin merek lainnya.
Menurutnya, semua vaksin Covid-19 di Indonesia memiliki fungsi yang sama dalam meningkatkan imunitas tubuh terhadap virus penyebab penyakit tersebut. Oleh karena itu, masyarakat dengan anggota keluarga ABK dan difabel tak perlu khawatir.
“Untuk vaksinasi ABK, dapat mengakses langsung ke puskesmas atau sentra vaksinasi seperti masyarakat pada umumnya,” jelas Kartini.
Dalam kesempatan tersebut, Kartini juga mengimbau pada pendamping untuk menyampaikan kepada petugas tentang kondisi ABK yang didamping.
Hal ini sejalan dengan pengalaman founder London School Center For Autism Awareness, Prita Kemal Gani. Anak perempuan Prita merupakan seorang ABK dan telah mendapatkan suntikan vaksin merek Sinovac di sentra vaksinasi Gelora Bung Karno (GBK), Jakarta.
Baca Juga: Deretan Jagoan UFC Prediksi Pemenang Volkanovski Vs Ortega pada UFC 266
“Walaupun pada waktu itu vaksinasi diperuntukkan bagi masyarakat umum. Di sana kami sampaikan bahwa anak kami adalah ABK. Setelah itu, kami langsung mendapatkan jalur khusus,” papar Prita.
Ia sangat menghargai layanan tersebut, mengingat ABK cenderung memiliki keresahan tinggi, tidak bisa menunggu atau berkumpul Bersama banyak orang, juga memiliki kesulitan komunikasi secara verbal.
Ketersediaan akses khusus tersebut tidak hanya berlaku bagi ABK. Prita menjelaskan, pada bulan April pihaknya mendapatkan undangan vaksinasi untuk kaum difabel di GBK.
Ia memberangkatkan 75 orang kaum difabel dewasa secara bertahap. Menurutnya, sentra vaksinasi GBK memberikan tenda dan jalur khusus, serta kemudahan akses bagi para kelompok difabel.
Tidak berhenti di upaya vaksinasi, ikhtiar memberikan edukasi protokol kesehatan bagi ABK juga dinilai sangat penting dan dapat dilakukan dengan metode tertentu.
Baca Juga: Komentar Pep Guardiman terkait Hasil Minor Persija di Liga 1 2021
“Anak-anak autistik sangat menyukai repetisi. Karena itu edukasi protokol kesehatan seperti memakai masker dan cuci tangan harus terus-menerus dilakukan. Setelah paham dan menjadikan itu sebagai kebiasaan yang diulang-ulang, mereka akan disiplin serta konsisten melaksanakan kegiatan tersebut,” jelas Prita.
Sentra vaksin drive thru
Upaya untuk mempercepat vaksinasi ABK dan penyandang disabilitas juga dilakukan oleh Yayasan Cinta Anak Bangsa (YCAB). Yayasan tersebut menyediakan layanan i-SERVE Vaccine YCAB, yakni sentra vaksinasi dengan sistem lantatur (drive thru). Penyelenggaraan vaksin di sentra tersebut juga bekerja sama dengan puskesmas.
Ketua Umum i-SERVE Vaccine YCAB James Revelino menyatakan, pihaknya telah membantu vaksinasi lebih dari seribu orang ABK berusia 12-17 tahun, lewat kerja sama dengan Puskesmas Kebon Jeruk, Jakarta Barat.
“Kami menyediakan metode drive thru, ruang vaksin terpisah, dan jalur khusus bagi para kaum difabel yang sulit melakukan vaksinasi bersama dengan masyarakat umum. Kami juga memberikan layanan antar jemput bagi mereka, bekerja sama dengan Blue Bird,” Papar James.
Sebelum pelaksanaan vaksinasi, pihaknya selalu melakukan persiapan diskusi dengan petugas dan pendamping, guna mendapatkan informasi tentang kondisi ABK yang akan disuntik.
Baca Juga: Komentar Pep Guardiman terkait Hasil Minor Persija di Liga 1 2021
Sebelum divaksin, para relawan dan tenaga kesehatan berusaha membuat ABK merasa nyaman. Kemudian, setelah vaksinasi selesai, petugas juga terus melakukan pemantauan kondisi kesehatan ABK yang bersangkutan.
Semua upaya ini dilakukan, agar setiap ABK bisa mendapatkan hak perlindungan kesehatan seperti anak-anak pada umumnya. Begitu pula hak atas pendidikan dan kesempatan untuk berkembang, yang harus diwujudkan tidak hanya oleh keluarga dan orang tua, melainkan dengan bantuan pemerintah dan seluruh masyarakat.
Kita harus belajar menerima, memberikan kesempatan, menjaga perasaan dan mendukung anak- anak berkebutuhan khusus, karena mereka istimewa dan berharga.
Editor | : | Sheila Respati |
Komentar