BOLASPORT.com - Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19 dan Duta Adaptasi Kebiasaan Baru dr Reisa Broto Asmoro menyampaikan, masyarakat perlu saling berkolaborasi untuk mempertahankan dan mengendalikan kondisi pandemi Covid-19.
Hal tersebut ia sampaikan dalam Siaran Pers Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Forum Merdeka Barat 9 (FMB 9) yang digelar oleh Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPC PEN), Rabu (22/09/2021).
Untuk diketahui, tren kasus Covid-19 Indonesia menunjukkan peningkatan secara positif.
“Turunnya kasus aktif hingga di kisaran 50 ribu orang, capaian vaksinasi yang sudah menembus angka 80 juta untuk dosis pertama dan 45 juga untuk dosis kedua, semua adalah berita menggembirakan dan harus kita pertahankan,” tutur dr Reisa dalam keterangan resmi, Senin (27/9/2021).
Baca Juga: Masuki Gelombang Ke-21, Bagaimana Rekam Jejak Kartu Prakerja?
Selain itu, secara nasional, terjadi penurunan kasus Covid-19 mingguan sebanyak 40 persen. Jumlah kematian nasional pun menurun 48 persen dibandingkan minggu sebelumnya.
Testing rate nasional juga terus ditingkatkan. Saat ini, tercatat sebanyak 422 orang diperiksa per 1.000 penduduk setiap minggunya.
Sementara, untuk positivity rate secara nasional, angkanya mencapai 4 persen. Angka itu telah mencapai standar yang ditentukan WHO, yaitu kurang dari 5 persen.
Angka bed occupancy rate atau BOR nasional BOR juga telah berada di bawah 80 persen, baik secara total maupun BOR khusus unit perawatan intensif (ICU).
Baca Juga: Targetkan 2,5 Juta Petani Milenial di 2024, Pemerintah Fasilitasi Pemberian KUR
Melihat peningkatan tersebut, pemerintah pun terus meningkatkan upaya-upaya yang lebih tanggap dalam menghadapi pandemi Covid-19, yaitu dengan tetap ketat menegakkan protokol kesehatan dan menggencaran vaksinasi.
Menurut dr Reisa, vaksinasi adalah modal penting untuk melakukan proses transisi dari pandemi menjadi endemi. Selain memenuhi target cakupan, pemerataan capaian vaksinasi Covid-19 juga harus diperhatikan, terutama pada kelompok lanjut usia (lansia).
Untuk diketahui, target vaksinasi dosis pertama untuk lansia belum mencapai 30 persen. Sedangkan, dosis kedua untuk lansia masih kurang 20 persen dari total target yang ditetapkan.
Dr Reisa pun berharap, setiap pihak dan masyarakat saling membantu agar vaksinasi Covid-19 semakin merata di semua kelompok masyarakat, khususnya lansia.
Baca Juga: Gencar Vaksinasi, Indonesia Masuk Dalam 10 Besar Negara dengan Suntikkan Vaksin Terbanyak di Dunia
“Keberhasilan mempertahankan PPKM Level 2 di beberapa kota besar adalah hasil kerja bersama dengan wilayah-wilayah sekitarnya. Maka, keberhasilan pemerataan cakupan vaksinasi pun memiliki prinsip yang sama,” jelasnya.
Kawasan kabupaten dan perkotaan yang saling terhubung atau wilayah aglomerasi juga dapat saling berkolaborasi untuk memvaksinasi warganya, menjaga mobilitas, mencegah kerumunan, serta membantu testing, tracing, dan treatment (3T).
"Hal itu sejalan dengan prinsip Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), bahwa kita aman kalau semua aman, karena tidak ada yang aman dari risiko penularan Covid-19 kalau semua orang belum aman oleh vaksinasi," kata dr Reisa.
Pentingnya kolaborasi masyarakat
Situasi pandemi Covid-19 di Indonesia yang mulai menunjukkan arah yang positif rupanya membuahkan hasil. Pasalnya, saat ini, hampir seluruh wilayah di Indonesia mengalami penurunan level pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM).
Baca Juga: Level PPKM Diturunkan Bertahap, Satgas Covid-19: Prokes dan Vaksin Harus Tetap Berjalan
Bahkan, di Pulau Jawa dan Bali, tidak ada lagi kabupaten atau kota yang menerapkan PPKM level 4.
Namun, dr Reisa menegaskan pentingnya kolaborasi masyarakat untuk saling bahu membahu dalam menghadapi situasi PPKM yang serbasulit.
Sebagai contoh, dr Reisa menyebutkan kolaborasi yang dilakukan oleh warga Surabaya. Bersama-sama, warga Surabaya membagikan tabung oksigen dan bantuan lainnya kepada mereka yang terdampak.
Selain itu, warga Surakarta juga melakukan inisiatif yang disebut "Jolijolan". Dengan memanfaatkan ruang publik, masyarakat sekitar saling mendonasikan atau mengambil barang sesuai kebutuhan secara gratis.
Baca Juga: Dorong Percepatan Vaksinasi Bagi Anak Berkebutuhan Khusus, Pemerintah Minta Dukungan dari Masyarakat
Di lingkup pendidikan, masyarakat juga harus saling berkolaborasi, baik dalam hal meminimaliasi risiko tertular virus corona maupun memastikan kualitas belajar anak didik.
Terlebih, saat ini beberapa wilayah tengah melakukan percobaan pembelajaran tatap muka (PTM).
"Kunci keberhasilan PTM ada di tangan kita, (yaitu) guru, orang tua, dan murid. Jaga situasi kondusif dalam pengendalian Covid-19," ujar dr Reisa.
Sementara itu, Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 Kementerian Kesehatan (Kemenkes) dr Siti Nadia Tarmizi menyampaikan, penurunan level PPKM membuat mobilitas masyarakat meningkat.
Baca Juga: Jaminan Menpora, Tanggung Biaya Pengobatan Juara Dunia 1980 Verawati Fajrin
Menurut Nadia, pemantauan pergerakan masyarakat oleh Kemenkes menggunakan berbagai pendekatan. Salah satunya dengan menggunakan data google mobility.
"Tampak di semua provinsi menunjukkan peningkatan pergerakan. Bahkan, beberapa sudah melampaui level sebelum pandemi seperti di Jawa Barat, Banten, Jawa Tengah, dan Jawa Timur,” ujar Nadia.
Hal itu tentu perlu menjadi perhatian semua pihak karena Indonesia pernah mengalami gelombang kasus yang besar beberapa waktu yang lalu. Untuk itu, Nadia meminta agar protokol kesehatan, vaksinasi, testing, tracking, dan tracing harus terus ditingkatkan.
“Bantu kami mewujudkan pelaksanaan protokol kesehatan. Semua harus patuh dan jangan sungkan untuk mengingatkan orang lain yang tidak taat protokol kesehatan. Bersama, kita bisa akhiri pandemi ini dan bebas dari Covid-19," ujarnya.
Editor | : | Sheila Respati |
Komentar