Ada yang mengatakan bahwa para pembalap muda tiba pada Kejuaraan Dunia dengan pengalaman yang terlalu sedikit.
"Saya tidak mengerti apa yang ada di kepala mereka. Kemana mereka ingin pergi hanya dengan membalap agresif. Anda dapat mengambil risiko untuk melaju lebih cepat," ujar Dovizioso.
"Ini adalah keputusan yang menyangkut diri Anda sendiri, tetapi melakukannya dengan pembalap lain tidak terbayangkan bagi saya. Mereka juga memiliki sikap yang sama dalam latihan, mereka tidak bekerja untuk belajar, tetapi mereka mencoba menyontek," tutur pembalap 35 tahun itu.
Bagi Dovizioso belum terlambat untuk mengubah keadaan.
"Tidak mudah untuk mengubah mentalitas seseorang, tetapi jika Anda dihukum berat, Anda berpikir dua kali sebelum melakukannya lagi. Jika Anda menyadarinya sendiri, orang lain akan membuat Anda mengerti."
"Ini seperti soal penalti karena masuk zona hijau di lap terakhir, ada yang mengeluh. Tetapi, kalau ada regulasi harus menghormatinya," ucap Dovizioso.
Pada MotoGP Americas, Dovizioso meraih hasil lebih baik daripada saat debut bersama Petronas SRT pada GP Misano dengan finis di posisi ke-13.
"Yang pasti saya lebih cepat dari Misano. Quartararo melakukan sesuatu yang gila, jadi itu berarti masih banyak margin untuk perbaikan meskipun saya mengendarai motor yang berbeda darinya dan saya tidak tahu seberapa berbedanya," kata Dovizioso.
"Saya hanya kecewa karena saya bisa berjuang untuk tetap di 10 besar. Motor saya hampir mati di awal, saya tidak tahu apakah itu masalah, putarannya turun banyak dan M1 saya memiliki karakteristik yang membuatnya sulit untuk disalip."
"Bagaimanapun secara umum, itu adalah akhir pekan yang positif," ujar Dovizioso.
Baca Juga: Valentino Rossi Susah kalau Sudah Bicara Usia di MotoGP
Editor | : | Delia Mustikasari |
Sumber | : | GPOne.com |
Komentar