BOLASPORT.COM - Pembalap Petronas Yamaha SRT, Andrea Dovizioso, adalah salah satu rider paling berpengalaman di paddock, serta salah satu yang paling analitis, tetapi dia tidak bisa menjelaskan apa yang terjadi pada Moto3.
Balapan Moto3 Americas 2021 dihentikan dua kali karena kecelakaan. Balapan pertama berlangsung tujuh lap sementara balapan kedua tak sampai tiga lap.
Tiga pembalap yang terjatuh di tengah lintasan lurus pada balapan kedua nyaris kehilangan nyawa.
Insiden bermula saat ban depan Jeremy Alcoba (Indonesian Racing Gresini) tersenggol ban belakang Deniz Oencue (Red Bull KTM Tech3) yang mengubah lajur.
Baca Juga: Kekalahan Kento Momota dan Kepercayaan China kepada Pemain Muda
Benturan membuat Alcoba terjatuh di tengah lintasan. Alcoba terjatuh di depan motornya karena Andrea Migno (Rivacold Snipers) dan Pedro Acosta (Red Bull KTM Ajo) tak sempat menghindar.
Migno menghantam motor Alcoba hingga terpelanting ke tengah lintasan juga, sementara Acosta terlempar dari motor hingga menyentuh pembatas trek.
Pembalap Moto3 lain bisa menghindari Alcoba, Migno, dan Acosta sehingga selamat dari maut.
Kecelakaan yang diakibatkan oleh Oncu hari ini semakin parah karena pekan sebelumnya Dean Berta Vinales meninggal karena kecelakaan beruntun.
"Anak-anak muda harus lebih tenang. Mereka membalap 100 persen tanpa berpikir sama sekali tentang apa yang bisa terjadi dan itu tidak baik. Kita perlu menemukan cara untuk membuat mereka peka dan mengubah mentalitas mereka," kata Dovizioso.
"Beberapa hal tidak dapat terjadi secara sukarela. Pertarungan itu hebat, tetapi Anda tidak dapat menghadapinya dengan berpikir bahwa Anda bersedia mempertaruhkan hidup Anda," ucap Dovizioso dilansir BolaSport.com dari GPone.
"Perlu ada kesadaran, mengetahui bahwa tidak ada sanksi tunggal yang membuat perbedaan. Masalahnya adalah mereka bersedia mengambil risiko terlalu banyak untuk sampai ke sana dan ini adalah sikap yang salah, mereka tidak rasional dan dewasa."
Baca Juga: Menang MotoGP Americas 2021, Marc Marquez Telpon Sosok Penting di Repsol Honda
Ada yang mengatakan bahwa para pembalap muda tiba pada Kejuaraan Dunia dengan pengalaman yang terlalu sedikit.
"Saya tidak mengerti apa yang ada di kepala mereka. Kemana mereka ingin pergi hanya dengan membalap agresif. Anda dapat mengambil risiko untuk melaju lebih cepat," ujar Dovizioso.
"Ini adalah keputusan yang menyangkut diri Anda sendiri, tetapi melakukannya dengan pembalap lain tidak terbayangkan bagi saya. Mereka juga memiliki sikap yang sama dalam latihan, mereka tidak bekerja untuk belajar, tetapi mereka mencoba menyontek," tutur pembalap 35 tahun itu.
Bagi Dovizioso belum terlambat untuk mengubah keadaan.
"Tidak mudah untuk mengubah mentalitas seseorang, tetapi jika Anda dihukum berat, Anda berpikir dua kali sebelum melakukannya lagi. Jika Anda menyadarinya sendiri, orang lain akan membuat Anda mengerti."
"Ini seperti soal penalti karena masuk zona hijau di lap terakhir, ada yang mengeluh. Tetapi, kalau ada regulasi harus menghormatinya," ucap Dovizioso.
Pada MotoGP Americas, Dovizioso meraih hasil lebih baik daripada saat debut bersama Petronas SRT pada GP Misano dengan finis di posisi ke-13.
"Yang pasti saya lebih cepat dari Misano. Quartararo melakukan sesuatu yang gila, jadi itu berarti masih banyak margin untuk perbaikan meskipun saya mengendarai motor yang berbeda darinya dan saya tidak tahu seberapa berbedanya," kata Dovizioso.
"Saya hanya kecewa karena saya bisa berjuang untuk tetap di 10 besar. Motor saya hampir mati di awal, saya tidak tahu apakah itu masalah, putarannya turun banyak dan M1 saya memiliki karakteristik yang membuatnya sulit untuk disalip."
"Bagaimanapun secara umum, itu adalah akhir pekan yang positif," ujar Dovizioso.
Baca Juga: Valentino Rossi Susah kalau Sudah Bicara Usia di MotoGP
Editor | : | Delia Mustikasari |
Sumber | : | GPOne.com |
Komentar