BOLASPORT.COM - Jepang untuk ketiga kalinya dalam empat edisi terakhir Sudirman Cup menjadi runner-up. Pebulu tangkis tunggal putra, Kento Momota yang dipercaya sebagai motor tim gagal menyumbang poin pada final Sudirman Cup 2021.
Di balik kegagalan Jepang meraih trofi Sudirman Cup 2021 setelah kalah dari China, 1-3 ada fakta yang sulit untuk ditelan oleh pelatih kepala timnas bulu tangkis Jepang, Park Joo-bong, mencari penghiburan bagi tim dibandingkan dengan edisi 2015 dan 2019.
Saat itu, Jepang kalah 0-3 dari China. Park berbicara tentang Sudirman Cup 2021 sekembaliya Kento Momota dari kecelakaan mobil di Malaysia dan kekhawatiran cedera pada tim Uber Cup.
Baca Juga: Tunggal Putri Malaysia Terkena Rasisme, BAM Ambil Sikap Tegas
"Kali ini tim kami tidak memiliki beberapa pemain terbaiknya karena banyak dari mereka yang cedera setelah Olimpiade, seperti (Nozomi) Okuhara; di ganda, (Yuki) Fukushima dan (Sayaka) Hirota tidak ada di sini; (Wakana) Nagahara juga cedera," kata Park.
"Jadi, tim kami menunjukkan pertarungan yang bagus saat mereka absen. Terutama (Akane) Yamaguchi, dia tampil sangat baik melawan juara Olimpiade Chen Yu Fei. Jadi penampilannya adalah pertanda baik untuk turnamen di Denmark dan Prancis," ucap Park.
"Kali ini tim kami tidak memiliki pemain terbaik kami tetapi kami mencapai final. Jadi saya senang. Terakhir kali kami kalah, 0-3, tapi setidaknya kali ini kami meraih poin," ujar Park dilansir BolaSport.com dari BWF Badminton.
Pada laga final Sudirman Cup 2021, Momota yang turun pada partai ketiga takluk dari Shi Yu Qi, 13-21, 21-8, 12-21. Momota tampak kehabisan tenaga melawan Shi Yu Qi.
"Setelah kekalahannya pada Olimpiade, Momota terkejut. Tim kami juga kaget. Bagaimanapun, dia kembali ke pelatihan dan turnamen ini. Kami tidak punya pilihan, Momota harus bermain melawan China," aku Park.
"Dia telah menjalani banyak pertandingan terus menerus. Setelah Olimpiade, dia bermain bagus pada dua pertandingan melawan Lee Zii Jia dan Chou Tien Chen, tetapi setelah itu dia lelah," kata Park.
Baca Juga: Reaksi Indah Khabib Nurmagomedov Saat Bongkar Alasan Jadi Petarung Sukses
"Sebelum final melawan China, kami bertanya apakah dia bisa bermain atau tidak, dari segi kondisi fisiknya. Kali ini dia adalah kapten kami, jadi dia memiliki tanggung jawab itu. Saya pikir dia lelah, tetapi dia ingin bermain, jadi kami memasukkannya ke dalam line-up."
"Shi Yu Qi juga tahu dia lelah. Pada gim pertama, dia bermain dengan kecepatan yang sangat tinggi, jadi Momota merasa sangat sulit untuk mengikuti kecepatan itu," ucap Park.
Menurut Park, kondisi Momota semakin baik setelah menjalani pemulihan dari kecelakaan.
"Dia gagal ke perempat final Olimpiade sehingga ada terlalu banyak tekanan dan dia tidak bisa bermain dengan baik. Dia kalah di babak penyisihan grup. Dia terkejut. Kepercayaan dirinya turun. Tetapi, tentu saja dia ingin terus berjuang," tutur Park.
Pada Sudirman Cup dalam pertandingan pertama melawan Lee Zee Jia, Momota tertinggal 0-6.
"Saya bisa melihat wajahnya, dia tidak percaya diri sama sekali. Tetapi setelah itu, dia kembali dan dia mengalahkan Lee Zee Jia dan Chou Tien Chen. Saya pikir secara fisik dia lelah, tetapi dalam hal kepercayaan dirinya dia harus kembali," kata Park.
"Bagaimanapun di level teratas di sisi fisik, untuk bermain setiap hari selama empat-lima hari, itu sangat sulit baginya. Saat ini baik fisik maupun psikologis, dia masih belum sepenuhnya memulihkan kepercayaan diri."
"Dia mendapatkan kepercayaan diri, tetapi masih ada beberapa cara untuk kembali. Sepertinya sekarang setiap lawan tahu Momota adalah targetnya dan mereka telah menganalisisnya dengan baik. Jadi dia, harus mengubah taktik dan gameplan," ucap Park.
"Kali ini Shi Yu Qi dan Chou Tien Chen adalah rival berat, dan tentu saja Viktor (Axelsen) dan (Anders) Antonsen ada disana serta Heo Kwanghee (Korea Selatan) juga menunjukkan semangat juang yang baik, jadi sepertinya ada lebih banyak saingan sekarang."
Saat lawan mulai bangkit, Momota dianggap Park belum dalam kondisi terbaiknya seperti dulu.
Baca Juga: Kekalahan Kento Momota dan Kepercayaan China kepada Pemain Muda
Editor | : | Delia Mustikasari |
Sumber | : | BWF Badminton |
Komentar