Mereka tahu bahwa atlet dari Indonesia rata-rata fisiknya kurang fit untuk bersaing di pentas dunia.
Menurut Roy, dia tau apa yang salah dengan pengembangan bulu tangkis di Indonesia dan yang lebih penting lagi, bagaimana untuk memperbaikinya.
Ada empat faktor yang menyebabkan keadaan ini terjadi pada bulu tangkis Indonesia karena
kurang sadar dengan pengetahuan proses pengembangan atlet yang benar dan efektif.
Selanjutnya, kebiasaan manipulasi umur, pemberlakuan sistem insentif yang kontraproduktif
bagi para atlet muda, dan sistem pelatihan yang terbalik tanpa fundamental fisik yang kuat dan benar.
Roy berpendapat bahwa praktik pemalsuan usia pemain marak terjadi di Indonesia. Ia memperkirakan lebih dari 80 persen atlet dari klub bulu tangkis di Indonesia memiliki identitas usia yang palsu.
Manipulasi usia pemain dapat bervariasi dengan mengambil selisih pengurangan dua hingga delapan tahun. Artinya, banyak atlet muda yang sebenarnya berusia 19 tahun.
Namun, mengaku dirinya hanya 15 tahun dengan menggunakan identitas pendukung yang palsu. Biasanya pengurangan umur, serta penggantian nama, terjadi saat atlet berpindah klub.
Baca Juga: Pengakuan Marc Marquez: MotoGP Americas 2021 Jadi Kemenangan Terakhirnya
Editor | : | Delia Mustikasari |
Sumber | : | IMAGE DYNAMICS |
Komentar