BOLASPORT.COM - Konflik yang sempat terjadi antara Valentino Rossi, Jorge Lorenzo dan Marc Marquez pada musim 2015 dianggap telah meracuni MotoGP.
MotoGP sempat menghadirkan sebuah rivalitas panas tatkala dua pembalap tim pabrikan Yamaha yakni Valentino Rossi dan Jorge Lorenzo berebut gelar juara.
Rivalitas yang masih terkenang dalam ingatan penggemar antara Valentino Rossi dan Jorge Lorenzo tersebut terjadi pada MotoGP 2015.
Musim 2015 memang menjadi musim yang panas untuk Valentino Rossi dan Jorge Lorenzo setelah Marc Marquez dari Repsol Honda juga terlibat.
Baca Juga: Bagnaia Yakin Quartararo Tertekan soal Perebutan Gelar Juara MotoGP 2021
Padahal, Yamaha seharusnya menikmati kesuksesan besar mereka pada musim itu.
Yamaha memenangi triple crown pada MotoGP 2015 yaitu gelar juara tim, gelar juara konstruktur, dan gelar juara pembalap melalui Jorge Lorenzo.
Patut dicatat pula bahwa Yamaha menguasai dua peringkat teratas di klasemen pembalap semenjak Valentino Rossi menjadi runner-up.
"Yamaha memenangkan semuanya pada musim itu," kata Managing Director Yamaha, Lin Jarvis, kepada jurnalis MotoGP, Mat Oxley, dilansir BolaSport.com dari Motosan.
Baca Juga: Honda Apresiasi Jerih Payah Marquez Rebut Tradisi Kemenangan di COTA
"Triple crown, Lorenzo dan Rossi menduduki peringkat pertama dan kedua, itu adalah tahun untuk dikenang," tuturnya menambahkan.
Sayangnya, ada kenangan buruk juga yang didapatkan Yamaha karena konflik antara Valentino Rossi dengan Jorge Lorenzo dan Marc Marquez.
Valentino Rossi menuding Marc Marquez membantu Jorge Lorenzo pada balapan ketiga sebelum akhir musim di Phillip Island, Australia.
Baca Juga: Melempem di COTA, Zarco Bertekad Bangkit pada MotoGP Emilia Romagna 2021
Tudingan Valentino Rossi dinilai sebagai penyebab insiden kontroversial antara dirinya dan Marc Marquez pada MotoGP Malaysia.
Jorge Lorenzo memperkeruh suasana dengan gestur jempol ke bawah saat berbagi podium dengan Valentino Rossi di Sepang.
Por Fuera juga sempat meminta Valentino Rossi dihukum dengan berat meski tuntutan tersebut kemudian dicabutnya.
Lin Jarvis sendiri menilai seharusnya Valentino Rossi tidak menyerang Marc Marquez dengan tuduhan serius tersebut.
Baca Juga: Juara Dunia 1980 Kelas 500cc Terancam Meninggal karena Bicarakan Rossi
"Saya masih percaya jika Valentino Rossi tidak menuding Marc Marquez setelah balapan di Phillip Island, konflik itu tidak akan meledak," ucap Lin Jarvis.
"Dan juga mungkin dia [Valentino Rossi] akan memenangkan kejuaraan," tutur pria asal Inggris Raya itu menambahkan.
Lebih lanjut, Lin Jarvis menilai masa kelam pada pengujung musim 2015 telah mengubah karakter penggemar di MotoGP menjadi lebih buruk.
"MotoGP mulai menjadi seperti sepak bola, dengan penggemar partisan menghina pembalap lain, itu mengubah MotoGP selamanya," ujar Lin Jarvis.
"Olahraga yang kita cintai diracuni," tukasnya.
Baca Juga: Pengakuan Marc Marquez: MotoGP Americas 2021 Jadi Kemenangan Terakhirnya
Editor | : | Ardhianto Wahyu Indraputra |
Sumber | : | Motosan.es |
Komentar