Namun, pada balapan kedua pembalap berusia 24 tahun itu gagal finis setelah terjatuh. Selain itu, dia hampir tidak bisa tampil unggul bersama Pramac.
Namun, Bagnaia dianggap sebagai pembalap yang tenang dan analitis. Selangkah demi selangkah dia beradaptasi dengan Ducati melalui gaya mengemudinya. Pengaturannya benar-benar berbeda dari rekan setimnya.
"Di Moto2, saya selalu melaju dengan kecepatan menikung yang sangat tinggi. Selain itu, Anda tidak bisa mengerem terlalu keras di Moto2 karena ban belakang selip," aku Bagnaia.
Bagnaia saat ini memiliki ciri mengendarai motor dengan kecepatan menikung yang relatif tinggi dengan Desmosedici. Dia juga terlambat mengerem.
"Tahun ini, saya mengubah mentalitas saya di motor. Saya memahami motor ini dengan sangat baik. Saya juga telah mengubah fase pengereman dan sekarang dapat mengurangi kecepatan dengan sangat baik. Itu terasa sangat bagus," ucap Bagnaia.
"Selain itu, saya lebih menyesuaikan set-up dengan gaya berkendara saya karena motor kami tidak memiliki kecepatan menikung setinggi itu."
"Kami melakukan pekerjaan dengan baik tahun ini. Motor lebih cocok dalam hal ini," kata Bagnaia.
Baca Juga: Yamaha: Fabio Quartararo Tahun Ini Meningkat, Dia Sangat Cepat
Editor | : | Delia Mustikasari |
Sumber | : | Motorsport-total.com |
Komentar