BOLASPORT.COM - Pembalap Petronas Yamaha SRT, memuji muridnya dari VR46, Francesco Bagnaia, yang bisa menaklukkan motor Ducati.
Francesco Bagnaia butuh waktu hampir tiga tahun untuk beradaptasi dengan motor Ducati hingga bisa meraih kemenangan pertama di kelas premier pada MotoGP Aragon.
Sebelumnya, Valentino Rossi pernah menjadi pembalap Ducati pada 2011-2012. Namun, dia gagal meraih hasil maksimal.
"Tidak ada pembalap yang sudah lama mengendarai seperti ini, Pecco (sapaan akrab Francesco Bagnaia) dalam kondisi sangat baik dan menyenangkan untuk ditonton," kata Rossi dilansir BolaSport.com dari Motorsport-total.
Baca Juga: Hasil Uber Cup 2020 - Gregoria Sumbang Angka Pertama Indonesia
"Sudah lama sejak saya melihat seseorang mengendarai Ducati seperti ini," ujar pembalap berjulukan The Docor ini.
Pada GP Aragon, GP San Marino, dan GP Americas, Bagnaia merebut tiga pole position berturut-turut. Pembalap Italia itu membawa pulang dua kemenangan pertamanya pada MotoGP di Aragon dan Misano.
Bagnaia menjalani tahun ketiganya bersama Ducati.
"Ketika saya mulai dengan Ducati, perasaan saya tidak terlalu baik. Saya menyerang, tetapi gaya mengemudi saya tidak cocok dengan Ducati. Saya cepat pada tes MotoGP pertama saya, tetapi hanya karena saya balapan dengan serangan waktu," tutur Bagnaia.
"Saat kami bekerja dengan ban bekas pada balapan pertama, saya mendapat masalah dan saya tidak merasa baik. Sampai tahun ini saya tidak memiliki perasaan yang baik. Tahun lalu saya memiliki dua atau tiga balapan yang bagus."
Dengan ini, Bagnaia terutama menangani balapan di rumah sendiri di Misano 2020. Pada balapan pertama di Misano, dia finis kedua.
Baca Juga: Rivalitas Sengit Bikin Valentino Rossi dan Max Biaggi seperti Ayam
Namun, pada balapan kedua pembalap berusia 24 tahun itu gagal finis setelah terjatuh. Selain itu, dia hampir tidak bisa tampil unggul bersama Pramac.
Namun, Bagnaia dianggap sebagai pembalap yang tenang dan analitis. Selangkah demi selangkah dia beradaptasi dengan Ducati melalui gaya mengemudinya. Pengaturannya benar-benar berbeda dari rekan setimnya.
"Di Moto2, saya selalu melaju dengan kecepatan menikung yang sangat tinggi. Selain itu, Anda tidak bisa mengerem terlalu keras di Moto2 karena ban belakang selip," aku Bagnaia.
Bagnaia saat ini memiliki ciri mengendarai motor dengan kecepatan menikung yang relatif tinggi dengan Desmosedici. Dia juga terlambat mengerem.
"Tahun ini, saya mengubah mentalitas saya di motor. Saya memahami motor ini dengan sangat baik. Saya juga telah mengubah fase pengereman dan sekarang dapat mengurangi kecepatan dengan sangat baik. Itu terasa sangat bagus," ucap Bagnaia.
"Selain itu, saya lebih menyesuaikan set-up dengan gaya berkendara saya karena motor kami tidak memiliki kecepatan menikung setinggi itu."
"Kami melakukan pekerjaan dengan baik tahun ini. Motor lebih cocok dalam hal ini," kata Bagnaia.
Baca Juga: Yamaha: Fabio Quartararo Tahun Ini Meningkat, Dia Sangat Cepat
Editor | : | Delia Mustikasari |
Sumber | : | Motorsport-total.com |
Komentar