“Saat ini terdapat 35 hotel yang telah siap untuk tempat karantina dan 55 hotel lain yang mengajukan diri untuk meyambut kembali pembukaan parisiwata di Bali,” papar Cok Ace.
Lebih lanjut, Cok Ace menjelaskan, Hotel karantina diharuskan memiliki sertifikat CHSE, memiliki akses terpisah antara tamu reguler dan tamu karantina, serta memiliki kerja sama dengan rumah sakit terdekat.
“Sedangkan untuk wilayah yang dapat dikunjungi turis, Cok Ace menjelaskan, bahwa sebelumnya terdapat 3 zona hijau sebagai pilot project di Bali, yaitu Ubud, Nusa Dua, dan Sanur. Namun saat ini wilayah dengan kondisi aman di Bali semakin meluas, yakni hampir seluruh Bali dengan vaksinasi lengkap, respon masyarakat yang baik, disertai penerapan aplikasi PeduliLindungi di lokasi wisata dan standarisasi CHSE,” jelas Cok Ace.
Baca Juga: dr Reisa: Kolaborasi Masyarakat Jadi Kunci Keberhasilan PPM
Ia juga berharap, dapat memberikan ruang gerak lebih luas bagi Wisman yang sudah menyelesaikan karantina 5 hari,
“Melalui aplikasi PeduliLindungi, pengunjung juga dapat melihat di mana zona yang aman dan yang membutuhkan kehati-hatian, sehingga hal ini memudahkan wisatawan,” kata Cok Ace.
Selain itu sertifikasi CHSE dilakukan oleh pemerintah pusat dengan standar ketat, dilengkapi konsistensi yang baik oleh pelaksana di lapangan.
"Saat ini yang paling penting adalah terus membangun kesadaran masyarakat. Bila setiap pribadi sadar, pasti akan meningkatkan upaya proteksi kesehatan," tegasnya.
Dalam upaya perlindungan kesehatan serta kemungkinan berhadapan dengan varian virus baru, dokter sekaligus influencer dan traveller Ratih C. Sari menegaskan prokes tetap menjadi hal utama. Khususnya untuk pembukaan pariwisata di Bali.
"Saya melihat sendiri kesiapan Bali menyambut wisatawan, terdapat prokes ketat termasuk di restoran-restoran. Saya percaya dan optimis, ini bisa jadi kebangkitan di Bali," tandas Ratih.
Editor | : | Sheila Respati |
Komentar