Data dari Badan Pusat Statistik (BPS) pada 2020 menemukkan, 1 dari 4 warga Indonesia tidak memiliki fasilitas cuci tangan di rumah.
Namun, di sisi lain, pandemi terbukti telah meningkatkan kesadaran masyarakat Indonesia akan pentingnya praktik cuci tangan dengan sabun.
Sebelumnya, kata Reisa, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pada 2018 kebiasaan cuci tangan masyarakat Indonesia masih dibawah 50 persen.
Namun, setelah pandemi, United Nations Children's Fund (UNICEF) dan Kementerian Kesehatan Indonesia (Kemenkes) melaporkan bahwa praktik cuci tangan di kalangan masyarakat Indonesia sudah naik hingga 60 persen.
Baca Juga: dr Reisa: Kolaborasi Masyarakat Jadi Kunci Keberhasilan PPM
Bahkan, hasil survei BPS yang dilakukan pada 13-20 Juli 2021 menunjukkan, 75 persen masyarakat Indonesia sudah menerapkan kebiasaan cuci tangan.
“Kementerian Kesehatan menyerukan agar semua orang, di manapun, harus melakukan praktik CTPS. Mari tingkatkan praktik cuci tangan kita sampai dengan 100 persen, karena ini adalah cara termudah, termurah, dan tercepat membunuh virus dan kuman lainnya di tangan kita,” ujar Reisa.
Tingkatkan ketersediaan fasilitas cuci tangan
Meningkatnya kesadaran masyarakat Indonesia akan pentingnya cuci tangan pakai sabun merupakan sebuah pencapaian baik.
Guna meningkatkan ketersediaan fasilitas cuci tangan di tempat umum, pemerintah pun melakukan berbagai upaya. Salah satunya, dengan memberikan bantuan penyediaan akses air dan peralatan cuci tangan memadai di sekolah.
Editor | : | Sheila Respati |
Komentar